Jumat, 08 Februari 2013


Dari Zeyd bin Aslam, dari ayahnya, dari Umar Ra berdoa: “Wahai Allah, berilah aku mati syahid di jalan Mu (SWT), di kota Rasul Mu (SWT) (Madinah kota Nabi) Shallallah alayhi wa sallam” (Shahih Bukhari)
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Limpahan puji kehadirat Allah subhanahu wata’ala Yang Maha Luhur, Yang Maha membangkitkan jiwa dengan keluhuran, dan tiada hal yang lebih luhur dari keridhaan Allah subhanahu wata’ala, hal itulah yang paling luhur dan hal itu disimpan oleh Allah subhanahu wata’ala pada sosok makhluk yang paling diridhai Allah, sayyidina Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Keridhaan Allah subhanahu wata’ala tersimpan pada setiap budi pekerti beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, tersimpan pada setiap ucapan-ucapan dan tuntunan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, kesemua hal itu adalah mutiara ridha Ilahi. Allah subhanahu wata’ala berfirman dalam hadits qudsi riwayat Shahih Al Bukhari, dan diceritakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dimana ketika penduduk surga dikumpulkan dan Allah subhanahu wata’ala bertanya kepada mereka : “Wahai hamba-hambaKu, maukah kalian Kuberi (kenikmatan) lebih dari semua ini?”, maka penduduk surga berkata : “Wahai Allah, kenikmatan apalagi yang melebihi semua ini, Engkau telah mengampuni dosa-dosa kami dan menjauhkan kami dari api neraka, dan Engkau telah memberikan kepada kami limpahan kenikmatan yang abadi, maka apalagi yang melebihi dari semua ini?!”, lalu Allah subhanahu wata’ala menjawab :
 “Kuhalalkan (Kuberikan) untuk kalian keridhaanKu, dan Aku tidak akan murka kepada kalian selama-lamanya”
Maka jelaslah bahwa keridahaan Allah subhanahu wata’ala adalah puncak kenikmatan Ilahi yang melebihi segala kenikmatan-kenikmatan di surga, dan hal itu tersimpan pada budi pekerti sayyidina Muhammad rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang terlewati dalam siang dan malam beliau shallallahu ‘alaihi wasallam dalam segala hal, yang diantaranya adalah bagaimana adab beliau shallallahu ‘alaihi wasallam terhadap yang lebih tua, adab beliau terhadap tetangga, kerabat, keluarga, istri, dan anak-anak beliau shallallahu ‘alaihi wasallam, adab beliau shallallahu ‘alaihi wasallam kepada orang-orang yang dalam kesusahan, adab beliau terhadap ahli kitab (yahudi dan nasrani), dan lain sebagainya. Maka tuntunan-tuntunan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hal-hal tersebut adalah merupakan keridhaan Ilahi, alangkah indahnya nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, dan betapa Maha Indahnya Yang menciptakan nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, Allah subhanahu wata’ala. Sebagaimana jiwa-jiwa para sahabat dan seluruh orang-orang yang mulia yang dimuliakan Allah subhanahu wata’ala, yang mana mereka selalu ingin dekat dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam baik di masa kehidupan mereka di dunia, hingga setelah wafat pun mereka tidak ingin jauh dari nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagaimana riwayat sayyidina Umar bin Khattab yang kita baca, dimana beliau berdoa dengan mengucapkan :
 “Wahai Allah, anugerahilah aku mati syahid di jalanMu, dan jadikanlah kematianku di negeri (kota) utusanMu (Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam”
Sayyidina Umar memohon kepada Allah subhanahu wata’ala agar meninggal syahid di jalan Allah subhanahu wata’ala, namun permohonan tersebut diiringi dengan permintaan yang lain yaitu meninggal syahid di negeri (kota) Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, yaitu Madinah Al Munawwarah. Padahal seseorang yang mati syahid dimana pun maka akan tetap tergolong ke dalam kumpulan para syuhada’ (orang-orang yang meninggal syahid) dan merupakan kemuliaan dan keluhuran yang sangat besar, namun karena sayyidina Umar bin Khattab tidak ingin jauh dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam baik di masa hidup beliau atau setelah beliau wafat, sehingga beliau meomohon kepada Allah untuk diwafatkan di negeri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Maka Allah subhanahu wata’ala mengabulkan doa sayyidina Umar bin Khattab, sehingga beliau tidak hanya wafat di kota Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam akan tetapi juga dimakamkan berdampingan dengan sayyidina Abu Bakr As Shiddiq dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dalam detik-detik akhir kehidupan beliau ketika sakaratul maut, di waktu shalat zhuhur dan dalam riwayat yang lainnya di waktu shalat asar datanglah orang yang akan membunuhnya kemudian langsung menghunuskan pedang ke perut sayyidina Umar bin Khattab, sehingga robeklah perut beliau, dan dalam keadaan demikian lantas beliau meminta susu untuk diminum, sebagaimana hal ini adalah sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, dimana ketika beliau shallallahu ‘alaihi wasallam sedang sakit dan merasa lemah maka beliau shallallahu ‘alaihi wasallam meminta susu dan meminumnya. Dan hal tersebut dapat kita temui dalam kitab-kitab Syamaail Ar Rasuul shallallahu ‘alaihi wasallam, disana disebutkan bahwa diantara minuman-minuman yang disukai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah susu, air buah-buahan dan air putih. Dan dijelaskan oleh Al Imam Ibn Hajar Al Asqalani bahwa beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menyukai air buah-buahan atau bisa dinamakan jus dalam kehidupan kita di zaman sekarang. Maka sayyidina Umar bin Khattab Ra dalam keadaan perutnya yang telah terbelah beliau meminta susu kemudian meminumnya, akan tetapi susu itu setelah beliau minum maka tumpah keluar dari bekas luka di perutnya, lalu sayyidina Umar bin Khattab merasa bahwa ia dalam keadaan sakaratul maut, maka sayyidina Umar bin Khattab memerintah putranya untuk menemui sayyidah Aisyah Ra, istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk meminta izin kepada sayyidah Aisyah apakah beliau mengizinkan sayyidina Umar untuk dimakamkan dekat dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan ketika itu sayyidina Umar Ra berkata kepada putranya untuk menemuia sayyidah Aisyah dan menyampaikan salam kepada beliau dari Umar bin Khattab, dan melarang putranya untuk menyebut dihadapan sayyidah Aisyah dengan sebutan Amir Al mu’minin, karena saat itu beliau menganggap dirinya bukan lagi sebagai amir al mu’minin karena telah mengalami luka yang sangat parah, demikian yang disebutkan dalam riwayat Shahih Al Bukhari. Namun bukan berarti ketika beliau menyandang sebutan sebagai amir al mu’minin hal tersebut membuat beliau bersikap atau merasa sombong atau yang lainnya, namun beliau merasa tidaklah pantas dengan gelar amir al mu’minin untuk beliau ketika keadaan beliau sedang lemah dan sekarat. Maka sayyidina Umar bekata kepada putranya : “Temuilah ummul mu’minin sayyidah Aisyah dan sampaikan kepada beliau bahwa Umar menyampaikan salam kepada beliau dan meminta izin bolehkah ia dimakamkan berdekatan dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam”, setelah mendengar kabar tersebut sayyidah Aisyah sedih dan menangis karena sayyidina Umar dalam keadaan sakaratul maut. Maka sayyidah Aisyah pun mengizinkan sayyidina Umar bin Khattab untuk dimakamkan berdampingan dengan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, meskipun tempat itu sebenarnya sayyidah Aisyah siapkan untuk makam beliau, namun karena amir al mu’minin sayyidina Umar bin Khattab yang meminta maka sayyidah Aisyah mengizinkannya. Kemudian putra sayyidina Umar segera kembali dan telah mendapati ayahnya telah tersengal-sengal dan ia berkata : “Telah diizinkan wahai amir al mu’minin”, maka sayyidina Umar berkata : “Demi Allah, tidak ada sesuatu yang lebih aku dambakan daripada agar aku dimakamkan berdekatan dengan makam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam” . Demikian kuatnya cinta sayyidina Umar bin Khattab kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.
Syarah Kitab Ar Risaalah Al Jaami’ah Karangan Al Imam Ahmad Bin Zain Al Habsyi
Makna kalimat ARROKHMAN ARROKHIM Sebagaimana dijelaskan jika kalimat BISMILLAH  tidak dilanjutkan dengan kalimat ARROKHMAN ARROKHIM maka alam semesta ini akan hancur dari kewibawaan nama Allah subhanahu wata’ala. Adapun makna ARROKHMAN adalah kenikmatan yang Allah subhanahu wata’ala berikan untuk seluruh makhluknya, dari manusia, hewan dan tumbuhan, manusia yang beriman atau pun yang kafir, manusia yang baik atau pun yang jahat di dunia. Adapun makna kalimat ARROKHIM adalah kenikmatan dari Allah subhanahu wata’ala yang hanya diberikan kepada hamba-hamba yang beriman saja, seperti kenikmatan sujud, kenikmatan munajat dan doa, kenikmatan shalat berjamaah, kenikmatan shalat di masjid dan lainnya yang diberikan oleh Allah subhanahu wata’ala di dunia kemudian di akhirat diberi kenikmatan surga yang kekal dan abadi. Adapun kenikmatan yang diberikan kepada seluruh makhluk Allah dalam kehidupan di dunia seperti melihat, mendengar, berbicara, berjalan dan lainnya hal itu semua diberikan dari sifat Allah subhanahu wata’ala ARROKHMAN yang mana kenikmatan-kenikmatan tersebut Allah subhanahu wata’ala berikan kepada semua makhluknya baik yang taat atau pun yang tidak taat kepada Allah subahanahu wata’ala. Dan kita ketahui diantara kenikmatan-kenikmatan tersebut ada yang Allah cabut dari hamba-hambaNya dengan kehendakNya, seperti seseorang yang Allah jadikan tidak memiliki pendengaran sejak ia lahir, dan ada juga yang sejak lahir mungkin diberi pendengaran oleh Allah namun setelah beberapa tahun ia tidak lagi dapat mendengar, maka hal-hal seperti ini adalah terjadi atas kehendak dari Allah subhanahu wata’ala, demikianlah makna ARROKHMAN ARROKHIM Sungguh segala kenikmatan yang pernah ada pada segala ciptaan Allah akan berakhir dan kemudian bersambung dengan kemuliaan kehidupan dan kenikmatan yang abadi yang dikehendaki Allah subhanahu wata’ala tersimpan dalam rahasia kemuliaan makna ARROKHMAN ARROKHIM yang mana hal-hal itu pasti akan datang kepada kita semua. Setelah kehidupan dunia ini berakhir, kelak hanya ada 2 tempat yaitu surga dan neraka, tidak ada tempat lain selain keduanya. Yang harus selalu kita fikirkan adalah setelah kita wafat kelak dimanakah tempat kita?!. Renungkanlah, sejak kita bangun dari tidur hingga detik ini, manakah yang lebih banyak antara kita mengingat Allah dan mengingat selain Allah subhanahu wata’ala. Padahal satu detik pun terlewatkan untuk mengingat selain Allah subhanahu wata’ala hal itu telah cukup untuk melemparkan seseorang ke dalam jurang api neraka, bagaimana halnya jika waktu banyak yang terlewatkan untuk mengingat selain Allah subhanahu wata’ala, dan bagaimana halnya jika waktu-waktu terlewatkan tidak pernah mengingat Allah subhanahu wata’ala, wal’iyaadzu billah. Maka seluruh rahasia kemuliaan kenikmatan yang Allah berikan kepada makhluk-makhlukNya terdapat pada kalimat ARROKHMAN ARROKHIM Sebagaimana Allah subhanahu wata’ala memberikan pengampunan kepada hamba-hambaNya yang memohon pengampunan. Sungguh pengampunan Allah subhanahu wata’ala sangat murah dan mudah, hanya siapakah yang menginginkan dan mau meminta pengampunan tersebut. Allah Maha Mengetahui bahwa hamba-hambaNya selalu berbuat kesalahan dan dosa sebagaimana disebutkan dalam hadits qudsi :
 “Wahai hamba-hambaKu, seseungguhnya kalian selalu berbuat salah (dosa) di siang dan malam, dan Aku mengampuni dosa-dosa semuanya, maka mintalah pengampunan kepadaKu, Aku akan mengampuni kalian”
Allah Maha Mengetahui akan hamba-hambaNya yang senantiasa berbuat dosa di siang dan malam, namun banyak diantara mereka yang telah berbuat dosa akan tetapi tidak mau meminta pengampunan dari Allah subhanahu wata’ala. Maka rahasia kemuliaan kalimat BISMILLAHIRROKHMANIRROKHIM, sebagaimana dijelaskan oleh para imam seprti Al Imam At Thabari, Al Imam Ibn Katsir, Al Imam Qurthubi dan imam-imam yang lainnya, bahwa kemuliaan seluruh Al qur’an Al Karim tersimpan pada kalimat BISMILLAHIRROKHMANIRROKHIM  maka kalimat ini menyimpan seluruh makna tuntunan Allah subhanahu wata’ala. Dalam kalimat tersebut tersimpan rahasia kenikmatan Allah subhanahu wata’ala, keagungan Allah subhanahu wata’ala, tuntunan Allah subhanahu wata’ala, perbuatan Allah kepada hamba-hamba yang baik atau hamba-hamba yang tidak baik, segala perintah dan larangan Allah subhanahu wata’ala dan lain sebagainya. Maka sampai disini kita telah selesai dari pembahasan makna BISMILLAHIRROKHMANIRROKHIM Pembahasan berikutnya kita lanjutkan pada majelis yang akan datang insyaallah.
Selanjutnya kita bermunajat kepada Allah subhanahu wata’ala, agar dijauhkan dari kita segala musibah, musibah yang zhahir dan musibah yang bathin. Kita tidak hanya memandang musibah yang zhahir saja, sebab musibah yang zahir juga disebabkan oleh musibah yang bathin yaitu dosa-dosa yang diperbuat, karena dosa-dosa itulah musibah-musibah muncul, maka kita yang telah berbuat dosa-dosa itu maka seakan-akan kita juga telah membuat musibah-musibah itu datang dan menimpa kita. Semoga Allah subhanahu wata’ala memaafkan dan mengampuni seluruh dosa-dosa kita dan semakin mempermudah kita untuk berbuat hal-hal yang luhur serta semakin mempermudah kita untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan dosa. Dan semoga Allah subhanahu wata’ala segera mengangkat musibah-musibah yang sedang menimpa kita, dan musibah-musibah mendatang yang akan menimpa kita, dan semoga Allah subhanahu wata’ala membimbing kita dalam menghadapi kehidupan kita. Ya Allah kami titipkan kepada namaMu yang terindah seluruh sisa kehidupan kami di masa mendatang di dunia dan akhirat, dan kami titipkan pada samudera pengampunanMu segala dosa-dosa kami, dosa ayah bunda kami, dosa keluarga dan kerabat kami, serta dosa-dosa saudara/i kami muslimin dan muslimat. Wahai Yang Memiliki dunia dan akhirat, kepada siapa kami memohon dan meminta selain kepadaMu. Engkaulah Yang Maha Abadi dan Maha Sempurna.

TRILYUNAN SHALAWAT

( TRILYUNAN SHALAWAT JUMAT ) BANJIR DOA DI SEPERTIGA MALAM - Hebatnya Rasulullah SAW, Berbagai hambatan dan kepedihan, dilewati demi mengenalkan Islam yg utuh kepada kita. Sungguh merugi jika kita tidak menyelami Islam sebagai pedoman kehidupan, karena tidak mengambil cahaya yang sempurna dalam ketaatan kepada Allah SWT. Sungguh engkau idola Yaa Rosulullah, tidaklah pantas kita malah mengidolakan selainnya yang seringkali sampai mendominasi benak dan kehidupan kita

Rasulullah SAW sbg idola tercinta, junjungan kita, tetapi keseharian kita malah jauh dari Kecintaan perilaku Utama Rosulullah SAW yang gigih menyerukan Islam yg utuh demi mengeluarkan umatnya dari gelap kepada cahaya, dari maksiat kepada taubat dan taat, dari kesesatan diganti dengan jalan Allah yg lurus. Dizaman yg penuh ajakan bermaksiat.

Duhai betapa jasamu yaa Rosulullah teramat besar, hingga kami umatmu kini dapat mengenal Agama Allah ini, dapat mengenal dhuha, tahajud, Al Fatihah, mengenal sedekah, mengenal dzikir,dll Yaa Allaah, Yaa Robbi... Hati kami sungguh menjerit atas kekurangan kami mengucap

Allahumma shollli alaa muhammad

Shalawat dan salam untukmu Yaa Rosulullah, betapa kau tak izinkan wajahmu dilukis, sedangkan kami ingin melihat wajahmu yang mulia. Engkau sungguh jauh dari para manusia dengan lukisan bergaya, sedangkan Sungguh engkau padahal bagaikan cahaya, keharuman dan kemuliaan namamu tiada tara, tetapi engkau selalu bersahaja...itulah akhlakmu yang tidak semua manusia mengingat.

Diawal dawahmu tiga tahun pertama engkau hanya memiliki pengikut 11 orang, dikala fitnah mengarah kepadamu, hujatan menghujanimu, engkau tetap melangkah, di thaif engkau dihujani batu hingga berdarah, engkau tetap bertahan, dan pada perang uhud gigimu terluka, namun tak surut engkau menebar Risalah, dan pada perang khandak engkau kelaparan, hingga mengganjal batu diperut karena menahan lapar, engkau tetap tegar dan bersabar, Yaa Rosulullaah berapa shalawat yang bisa kami lantunkan?

Shollu alaa Sayyidina Muhammad..

Ya Robb Jadikanlah shalawat ini bernilai sebanyak kedipan mata dan nafas semua mahlukmu ya Allah, karena rasa cinta kami kepada Rosulullah SAW atas smua sgala kekurangan kami, masukanlah kami yang dhoif ini kedalam umatnya kelak di yaumil akhir yg mendapat syafaat, amin.

PENTING :Ketiklah shalawat sekurangnya ( Allahumma shollli alaa muhammad ) di koment sebagai penanda ikutan shalawat yang diikuti lisan.

Diikuti amin atas doa :

Semoga yang membaca Shalawat Allah angkat kesulitannya, Allah berikan keberkahan, Allah berikan kebaikan didunia dan Akhirat, Allah lindungi bala, azab di rumah2 kita, khususnya yang tertimpa musibah dll dan semoga diberikan kemuliaan pada dunia Islam, Amin. Barakallaah..

(Ketikan Amin -atas doa ini dan mulai shalawat -Allahumma shollli alaa muhammad, atau lebih lengkap lebih baik, diiringi lisan setelah mengetik)