Sabtu, 30 Juni 2012


 
SEKOLAH TINGGI  KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) KUSUMAN NEGARA
YAYASAN PB. JENDRAL SUDIRMAN
JURUSAN : BAHASA INGGRIS, PPKn, MATEMATIKA (TERAKREDITASI)
SK. No. 026/BAN-PTK/AK-IX/S1/I/2006, SK. No. 003/BAN-PTK/AK-IX/S1/VI/2002,
SK. No. 002/BAN-PTK/AK-IX/S1/III/2002
Kampus : Jl. Raya Bogor KM 24 Cijantung Jakarta Timur Kode Pos 13770 Telp/fax : (021) 87791773
http ://www.stkipkusumanegara.ac.id, E-Mail: stkipkn@stkipkusumanegara.ac.id


 
  1. Bersuci merupakan kewajiban bagi setiap Muslim. Di antara bersuci yang menjadi kewajiban dalam kaitan dengan ibadah adalah : Wudhu’ dan Tayammum. a.       Jelaskan makna Wudhu’ dan Tayammum baik secara harfiah maupun istilah syara’. b.       Tulislah satu dalil dari ayat al-Qur’an tentang Wudhu’ dan Tayammum. c.        Tulislah sebuah hadits tentang cara bertayammum yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
  2. Mendirikan shalat adalah kewajiban ‘ain (individual) bagi setiap umat Islam yang sudah memenuhi syarat. Mendirikan shalat berarti menegakkan pilar Islam. Sebaliknya, mengabaikan shalat berarti meruntuhkan pilar islam : a.       Sebutkan 5 (lima) alasan mengapa shalat itu penting bagi setiap individu umat Islam. b.       Tulislah satu dalil dari ayat al-Qur’an yang menegaskan bahwa orang yang tidak mau melaksanakan shalat akan dimasukkan ke dalam neraka. c.        Tuliskan pula sebuah hadits yang memerintahkan agar orang tua menyuruh anaknya untuk melaksanakan shalat, bahkan boleh dipukul kalau ia tidak mau mengerjakan shalat.
  3. Allah selalu menginginkan kemudahan dan bukan menginginkan kesulitan bagi hamba-Nya. Dalam perihal puasa, Allah SWT juga menginginkan demikian dan ingin menghilangkan kesulitan dari hamba-Nya. berikan contoh hal yang dibolehkan oleh syari’at ini dan tidak membatalkan puasa !
  4. Zakat adalah salah satu pilar Islam yang amat penting, sehingga orang yang mengabaikan zakat diperangi pada masa Khalifah Abu Bakar al-Shiddiq. Kemudian, interpretasi mengenai zakat terus berkembang sejalan dengan perkembangan dan kemajuan zaman, bahkan sekarang ada istilah zakat profesi. a.      Jelaskan apa yang dimaksud dengan zakat profesi. b.      Uraikan bagaimana tatacara penyaluran dan pelaksanaan zakat dalam rangka pemberdayaan kaum dhu’afa’ (fuqara’ dan masakin). c.       Bagaimana mengoptimalisasikan zakat yang tepat sasaran sebagai sarana pemberdayaan umat !
  5. Haji adalah diwajibkan sekali seumur hidup bagi orang yang mampu. Oleh sebab itu, setiap orang yang sudah mampu berhaji, maka dia tidak boleh menunda-nunda untuk menunaikan ibadah haji ke Baitullah di Makkah. a.       Tulislah masing-masing satu dalil dari al-Qur’an dan hadis tentang kewajiban haji bagi orang yang mampu. b.       Jelaskan perbedaan yang sangat esensial antara ibadah haji dan umrah.  c.        Jelaskan kapan haji pertama kali diwajibkan dan kapan (tahun berapa) Nabi Muhammad pertama kali menunaikan ibadah haji.
  6. Bagaimana membina rumah tangga menurut islam ?
  7. Jima’ merupakan nafkah batin yang wajib ditunaikan oleh suami. Ia merupakan hak isteri atas suami selama tak ada hal-hal yang menghalangi. Setelahnya Mandi janabah “mandi yang dituntunkan oleh syariat islam”. setelah mandi janabah perlukan berwudhu lagi !
  8. Apa yang Anda ketahui tentang istilah-istilah di bawah ini : a.       Mani   b.      Madzi c.       Wadi
  9. Akhir-akhir ini banyak sekali terjadi kasus perceraian di kalangan pasangan suami-isteri (pasutri). Padahal Allah sangat membenci perceraian tersebut. Namun, pada sisi yang lain thalaq dan fasakh itu dibenarkan dalam Islam. a.       Jelaskan perbedaan antara thalaq dan fasakh serta syarat pembolehan keduanya. b.       Sebutkan macam-macam thalaq menurut Fiqh Islam dan dalam masa berapa lama ‘iddah seorang isteri setelah dithalaq oleh suaminya, menurut macam-macam thalaq tersebut?
  10. Persoalan ajal adalah ketentuan Allah sejak ruh ditiupkan ke dalam jasad manusia semasa dalam kandungan ibunya. Dengan kata lain, hidup dan mati ada di tangan Allah ‘Azza wa Jalla. Setiap ada orang yang meninggal dunia, maka pengurusan jenazahnya merupakan kewajiban kifayah bagi orang yang masih hidup. a.       Apa saja yang wajib dilakukan oleh orang yang hidup terhadap orang yang sudah meninggal dunia! b.       Apa perbedaan antara pengurusan jenazah orang yang mati syahid fi sabilillah dan orang yang meninggal dunia dalam keadaan berihram pada saat menunaikan ibadah haji!
 Kerjakan 5 soal saja
Selamat menyelesaikan soal ujian, semoga sukses … !
Good luck…!

Jumat, 22 Juni 2012

NURAINI SI MALAIKAT KECIL


Nuraini keponakan tetanggaku seorang gadis pendiam yang cantik dengan rambut lurus panjang sampai ke pinggang. Sedari kecil rambut Nuraini sudah terbiasa dibiarkan panjang terurai. Sungguh jika ada kesempatan untuk ikut audisi gadis sunslik cilik pasti keponakan tetanggaku akan terpilih. Nuraini sekarang baru kelas 5 SD. Nuraini juga seorang anak yang ramah dan peduli terhadap temannya sehingga ia banyak disukai teman, baik di lingkungan rumah maupun di sekolahannya.

Agak berbeda sedikit dengan Nuraini, Mamahnya sangat bawel kalau tidak boleh dibilang cerewet dan teramat galak plus agak malas mengerjakan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga yang menjadi kewajibannya sebagai seorang ibu rumah tangga. Kebetulan di rumah Nuraini juga tidak ada pembantu karena kehidupannya pas-pasan meskipun tidak kekurangan.
Pada hari Minggu sore, saat Papah dan Mamah Nuraini sedang asyik nonton TV berdua tiba-tiba Nuraini masuk dari bermain di rumah Andi temen sekolah yang kebetulan juga tinggal satu komplek dengan Nuraini.

“Dari mana saja kamu Nur ?” tanya Mamahnya dengan sedikit berteriak.
“Dari rumah Andi Mah ….. Andi dah beberapa hari nggak masuk sekolah.” Jawab Nuraini sambil duduk di sofa di antara Papah dan Mamahnya.
“Pah … Mah ….boleh nggak Nuraini minta sesuatu ?”
“Minta apa lagi …… uang ? … uang terus…… kita nggak boleh boros beli ini itu yang tidak bermanfaat” Mamahnya langsung nerocos dengan muka marah seperti biasanya.
“Sudahlah Mah …… sabar dikit kenapa sih ? kita kan belum tahu apa yang Nur inginkan.” Lalu Papah memeluk Nuraini sambil membelai rambut panjangnya.
“Nur…. Kamu pengin apa ? saat ini Papah lagi nggak punya duit banyak…. Jadi Nur nggak boleh minta barang yang mahal-mahal, apa lagi barang yang tak berguna.” Papahnya berkata dengan sabar.
“Nur hanya mau minta uang Rp. 10.000,- untuk pergi ke Salon potong rambut, in sudah terlalu panjang rambut Nur, sangat ribet waktu pelajaran sekolah”.
“Salon …. Salon….seperti orang gedean aja potong rambut mesti ke Salon. Baik Mamah akan beri tambahan uang saku kamu setiap hari Rp.2.000,- tapi kamu harus janji mau mencuci baju, piring dan menyapu serta mengepel lantai.” Mamahnya berkata dengan sedikit marah.
“Mamah ……” potong Papah dengan lirih.
“Baiklah Mamah….Nur akan mengerjakan semua pekerjaan Mamah selama 5 hari untuk Nur mendapat uang Rp. 10.000,- tapi Papah dan Mamah mengijinkan Nur potong di Salon dengan model rambut sesuai kesukaan Nur”
“Baiklah …..” Jawab Mamahnya dengan mantap.
“Papah ? “, tanya Nur kepada Papahnya.
“Baiklah Nur … kalau itu yang Nur kehendaki dan bisa membuat Mamahmu bahagia” Jawab Papah sambil melirik Mamah yang pura-pura tidak melihatnya.

Satu minggu kemudian pada hari Sabtu sore. Nuraini, Papah dan Mamahnya duduk di ruang keluarga sambil nonton TV.
“Papah .. Mamah ….. Nur berterimakasih atas tambahan uang saku Nur selama 5 hari ini. Sekarang Nur mau ke Salon dan minta ijin Papah dan Mamah …. Nur mau potong semua rambut Nur. Nur ingin gundul.”
Tentu saja Papah dan Mamahnya kaget bukan kepalang, bahkan Mamahnya Nur yang bawel pun tiada dapat berkata apa-apa. Mereka jadi membayangkan bahwa selama 5 hari ini Nuraini sepulang sekolah telah bekerja keras menyelesaikan semua pekerjaan rumah tangga. Nuraini telah mengorbankan waktunya bermain, Nuraini telah mengabaikan rasa capai dan melupakan kesenangan nonton TV.
“Papah dan Mamah kemarin sudah berjanji. Papah dan Mamah mengajarkan Nur untuk selalu menepati janji. Maka Papah dan Mamah Nur mohon untuk menepati janji mengijinkan Nur potong rambut dengan model yang Nur inginkan yaitu Gundul.” Nur memohon dengan tetap tersenyum kepada Papah dan Mamahnya. Akhirnya Papah dan Mamahnya yang ingin mengajarkan moralitas untuk selalu menepati janji mengijinkan Nur untuk membotaki kepalanya. Maka pergilah Nur ke Salon di dekat Gapura jalan masuk Komplek sebelah rumah Andi teman sekolah Nur yang sedang sakit dan sudah hampir satu bulan tidak masuk sekolah.


Setelah beberapa lama Nuraini tiba di rumah dengan kepala Botak, tetapi Papah dan Mamahnya bertambah heran ketika melihat wajah Nuraini yang sangat ceria. Seolah Nuraini memperoleh kebahagiaan yang tiada terkira. Nuraini mencium tangan Papah dan Mamahnya, juga mencium pipi mereka sambil mengucapkan terima kasih.

“Papah ..Mamah maaf tadi selesai dari Salon Nuraini mampir ke rumah Andi sebentar. Sekali lagi Nur mengucapkan terima kasih kepada Papah dan Mamah. Hari ini Nur sangat bahagia”.

Pada hari Senin Nuraini berangkat sekolah dengan di antar Mamahnya. Nuraini tidak mau mengenakan topi,ia biarkan kepalanya yang Botak terlihat. Tiada rasa malu, Nuraini berangkat sekolah tetap dengan tersenyum. Sesampai di gerbang sekolah tiba-tiba ada seorang temannya yang memanggil dari dalam Mobil. Ternyata Andi teman Nuraini yang sudah beberapa hari ini tidak masuk sekolah. Lalu Nuraini dan Andi masuk kesekolah bersama-sama.
Belum hilang rasa kaget Mamahnya Nuraini, karena melihat Andi ternyata kepalanya juga Botak. Dia telah dikagetkan dengan teguran lirih dari Ibunya Andi.

“Ibu.... saya sangat mengucapkan terimakasih dan saya tahu Ibu pasti sangat bangga memiliki putri semulia Nuraini. Andi sudah beberapa hari tidak mau masuk sekolah karena malu rambutnya rontok dan menjadi botak karena kemoterapi, Andi menderita leukimia. Andi takut kepalanya yang botak nanti jadi bahan ejekan teman-teman sekolahnya sehingga Andi tidak mau bersekolah lagi. Tetapi hari Sabtu kemaren Nuraini datang menemui Andi, entah apa yang dikatakan Nuraini tetapi saya sungguh bahagia hari ini Andi mau bersekolah lagi. Benar-benar Nuraini adalah seorang malaikat kecil, dia mau mengorbankan rambutnya yang indah hanya untuk Andi supaya mau bersekolah lagi”

Lalu kedua Ibu-ibu itu saling berpelukan dan menangis.

--- Ternyata saya masih harus banyak belajar dari Nuraini si Malaikat Kecil, adakah Nuraini bersemayam dalam nurani kita ? --- 

Harga sebuah keajaiban Rp. 99.000,-

Arif, seorang anak yg masih duduk di bangku TK. Arif tinggal di sebuah PERUMNAS sederhana bersama Ayah, Ibu dan seorang kakak perempuan yg duduk di kelas V SD. Ayah Arif bekerja sebagai tukang ojek di depan Pasar, sedangkan Ibunya menjaga warung yang tidak begitu besar di rumahnya.

Alkisah Kakak Arif sudah beberapa bulan ini keluar masuk RS, dengan keluhan sering pusing bahkan sampai pingsan. Sudah cukup besar biaya yang Ayah Ibu keluarkan untuk kesembuhan kakak Arif. Tepat saat tabungan Orangtua Arif sudah habis, mereka mendapat kepastian dari RS bahwa Kakak Arif menderita Tumor di otaknya. Dan harus segera di operasi. Tentu saja biaya operasi tidaklah murah. Sedangkan Orangtua Arif sudah tiada tabungan maupun hartabenda yg bisa dijual untuk biaya Operasi kakak Arif.

Pada suatu malam,
"Bagaimana ini Bu .... ?", tanya Ayah kepada Istrinya.
"Ya bagaimana lagi ..... anak kita memang harus segera di operasi .... namun kita tak mampu membayar biayanya.". Jawab Istrinya pelan.
"Baiklah mari kita berdo'a .... semua kita serahkan kepada Yang Gawe Urip saja", balas Ayah dengan pasrah.
"Hanya ke ajaiban yang bisa menyembuhkan anak kita", Gumam Ibunya Arif.

Dari balik selimutnya Arif mendengar semua pembicaraan kedua Orangtuanya. Arif sangat menyayangi kakaknya, dia tampak sedih mendengar apa yang Orangtua bicarakan mengenai sakit kakaknya, namun sekejap kemudian Arif tersenyum dan tertidur pulas.
Keesokan harinya sepulang sekolah Arif langsung berlari ke Kamarnya. Arif mengambil celengan kaleng yang berisi uang receh sisa uang jajannya yang setiap hari Arif sisihkan. Dengan hati-hati Arif mengeluarkan semua uang tabungannya, dan dengan cermat ia menghitungnya. Semuanya ada 99 ribu rupiah. Lalu Arif berlari ke Apotek yang tidak jauh dari tempat tinggalnya. Sesampai di Apotek yang kebetulan agak sepi hanya ada satu pengunjung yang sedang berbincang dengan petugas jaga Apotek itu. Arif diam di depan etalase Apotek, dia menunggu petugas itu selesai berbicara dengan seorang pengunjung. Cukup lama Arif menunggu, lalu Arif dengan uang koin yang dibawanya mengetuk-ngetuk kaca etalase untuk mencari perhatian. Akhirnya petugas jaga apotek itupun menoleh ke Arif dan menegurnya.

"Ada apa Dik... ?..... ini saya sedang bicara dengan saudara saya dari Jakarta." tegur petugas Apotek itu.
"Ini Tante..... ini juga tentang saudara saya.... tentang Kakak saya yang sedang sakit." jawab Arif.
"Dan saya ingin membeli keajaiban untuk mengobati sakit Kakak saya agar bisa sembuh...." Lanjut Arif.
"Maaf adik kecil..... kami tidak menjual keajaiban .... sekali lagi maaf kami tidak bisa membantu." kata petugas Apotek itu dengan nada agak kesal.
"Tapi saya punya uang ..... dan saya mampu membayar keajaiban itu untuk mengobati kakak saya."

Lalu, laki-laki saudara petugas apotek yang tadi ngobrol tiba-tiba mendekati Arif. Sambil membungkukkan badannya Ia bertanya kepada Arif. "Keajaiban macam apakah yang diperlukan untuk kesembuhan kakakmu ...?" tanyanya.
"Saya tidak tahu ...." Jawab Arif dengan mata yang berkaca-kaca. "Saya hanya tahu kakak saya sakit parah, Ayah bilang kakak harus dioperasi, tetapi ayah tak punya uang untuk membayar operasi itu. Dan Ibuku bilang bahwa hanya keajaiban yang bisa menyembuhkan kakakku. Jadi saya mengambil seluruh uang tabunganku untuk membeli keajaiban itu"
"Berapa banyak uang tabungan yang kamu miliki ?"
"Ini semua ada Rp. 99.000,-" Sambil Arif menyodorkan uangnya yang dia bungkus dengan kantong plastik.
"Ah ....kebetulan sekali itu harga yang pas untuk seuah keajaiban". Laki-laki itu menerima uang dari arif, lalu menggandeng tangan Arif sambil berkata.
"Baiklah ayuk tunjukkan dimana rumahmu, aku ingin tahu dan melihat kakakmu serta bertemu dengan kedua orangtuamu, agar segera kita ketahui keajaiban macam apa yang kakakmu butuhkan".

Ternyata laki-laki itu seorang Dokter Spesial bedah syaraf dari jakarta yang baru pindah tugas di salah satu Rumah Sakit di Jogja. Operasi kakak Arif pun segera dijalankan. Dan semua biaya, Dokter itu yang menanggungnya. Operasi berjalan lancar,dan beberapa hari kemudian Kakak Arif sudah diperbolehkan pulang. Orangtua Arif menghadap Dokter yang mengoperasi untuk minta surat pengantar pulang.
"Terimakasih dokter... berkat Dokter anak kami bisa tertolong" kata Ibu Arif
"Iya sama-sama ... saya hanya menjalankan tugas saja"
"Ini betul-betul suatu keajaiban ........ lalu berapa semua biayanya Dok ?" tanya Ayah Arif.
"Keajaiban ini seharga Rp. 99.000,- ditambah rasa Cinta dan Kasih Sayang yang tulus. Dan semua sudah dibayar dengan uang tabungan Arif." Kemudian Dokter itu bercerita awal mula ia bertemu Arif.

Ayah dan Ibu Arif hanya bisa menangis mendengar cerita dokter itu. Mereka memeluk erat Arif.

Note : Ternyata Cinta, dan Kasih Sayang yang tulus mampu menciptakan suatu keajaiban yang luar biasa. Semoga bermanfaat.

Minggu, 17 Juni 2012

hikmah sholat 5 aktu


Ali bin Abi Talib r.a berkata :
“Sewaktu Rasullullah S.A.W duduk bersama para sahabat Muhajirin dan Ansar, maka dengan tiba-tiba datanglah satu rombongan orang-orang Yahudi, lalu berkata: Ya Muhammad, kami hendak tanya kepada kamu kalimat-kalimat yang telah diberikan oleh Allah kepada Nabi Musa A.S.yang tidak diberikan kecuali kepada para Nabi utusan Allah atau malaikat muqarrab.’ Lalu Rasullullah S.A.W. bersabda:
‘Silahkan bertanya.’ Berkata orang Yahudi: ‘Silahkan terangkan kepada kami tentang 5 waktu yang diwajibkan oleh Allah ke atas umatmu.”

Sabda Rasullullah S.A.W.:
Sholat Zuhur jika tergelincir matahari, maka bertasbihlah segala sesuatu kepada TuhanNya,
Sholat Asar itu ialah saat ketika Nabi Adam A.S. memakan buah Khuldi,
Sholat Maghrib itu adalah saat Allah menerima taubat Nabi Adam A.S., maka setiap mukmin yang sholat Maghrib dengan ikhlas kemudian dia berdoa meminta sesuatu pada Allah maka pasti Allah akan mengkabulkan permintaannya.
Sholat Isya’ itu ialah sholat yang dikerjakan oleh para Rasul-Rasul sebelumku, Sholat
Subuh adalah sebelum terbit matahari, ini karena apabila matahari terbit, terbitnya di antara dua tanduk syaitan dan di situ sujudnya tiap orang kafir.
Setelah orang Yahudi mendengar penjelasan dari Rasullullah S.A.W. maka mereka berkata:
Memang benar apa yang kamu katakan itu Muhammad, katakanlah kepada kami apakah pahala yang akan di dapati oleh orang yang sholat..?
Rasullullah S.A.W bersabda:
Jagalah waktu-waktu sholat terutama sholat yang pertengahan, Sholat Zuhur, pada saat itu nyalanya neraka Jahanam, orang mukmin yang mengerjakan sholat pada ketika itu akan diharamkan ke atasnya uap api neraka Jahanam pada hari Kiamat.
Sabda Rasullullah S.A.W. lagi:
Manakala sholat Asar, adalah saat di mana Nabi Adam A.S. Memakan buah Khuldi. Orang mukmin yang mengerjakan sholat Asar akan diampunkan dosanya seperti bayi yang baru lahir.’
Setelah itu Rasullullah S.A.W. membaca ayat yang bermaksud:
‘Jagalah waktu-waktu sholat terutama sekali sholat yang pertengahan, sholat Maghrib itu adalah saat di mana taubat Nabi Adam A.S. diterima. Seorang mukmin yang ikhlas mengerjakan sholat Maghrib kemudian meminta sesuatu dari Allah maka Allah akan perkenankan.
Sabda Rasullullah S.A.W. :
Sholat Isya’ (atamah). Katakan kubur itu adalah sangat gelap dan begitu juga pada hari Kiamat, maka seorang mukmin yang berjalan dalam malam yang gelap untuk pergi menunaikan sholat Isya’ berjamaah, Allah S.W.T. haramkan dari terkena nyalanya api neraka dan diberinya cahaya untuk menyeberangi titi sirath.’
Sabda Rasullullah S.A.W. seterusnya: ‘Sholat Subuh pula, seorang mukmin yang mengerjakan sholat Subuh selama 40 hari secara berjamaah, diberi oleh Allah S.W.T. dua kebebasan yaitu:
1. Dibebaskan dari api neraka.
2. Dibebaskan dari nifaq.

Setelah orang Yahudi mendengar penjelasan dari Rasullullah S.A.W. maka mereka berkata:
‘Memang benarlah apa yang kamu katakan itu wahai Muhammad (S.A.W). Kini katakan pula kepada kami semua kenapakah Allah S.W.T. mewajibkan puasa 30 hari ke atas umatmu?’.

Sabda Rasullullah S.A.W.:
‘Ketika Nabi Adam memakan buah pohon yang dilarang, lalu makanan itu tersangkut dalam perut Nabi Adam A.S.selama 30 hari. Kemudian Allah S.W.T. mewajibkan ke atas keturunan Adam A.S. berlapar selama 30 hari. Sementara izin makan di waktu malam itu adalah sebagai kurnia Allah S.W.T. kepada makhlukNya.’
Kata orang Yahudi:
‘Wahai Muhammad, memang benarlah apa yang kamu katakan itu. Kini terangkan kepada kami ganjaran pahala yang diperolehi dari puasa itu.’

Sabda Rasullullah S.A.W.:
‘Seorang hamba yang berpuasa dalam bulan Ramadhan dengan ikhlas kepada Allah S.W.T. dia akan diberi oleh Allah S.W.T. tujuh perkara:
1. Akan dicairkan daging haram yg tumbuh dari badannya (daging yang tumbuh dengan makanan yang haram).
2. Rahmat Allah senantiasa dekat dengannya.
3. Diberi oleh Allah sebaik-baik amal.
4. Dijauhkan dari merasa lapar dan haus.
5. Diringankan baginya siksa kubur (siksa yang sangat mengerikan).
6. Diberikan cahaya oleh Allah S.W.T. pada hari Kiamat untuk menyeberang titian sirath.
7. Allah S.W.T. akan memberinya kemudian di syurga.’

Kata orang Yahudi:
‘Benar apa yang kamu katakan itu Muhammad. Katakan kepada kami kelebihanmu antara semua para nabi-nabi.’

Sabda Rasullullah S.A.W.:
‘Seorang nabi mengunakan doa mustajabnya untuk membinasakan umatnya, tetapi saya tetap menyimpankan doa saya (untuk saya gunakan memberi syafaat pada umat saya di hari kiamat).’

Kata orang Yahudi:
‘Benar apa yang kamu katakan itu Muhammad, kini kami mengakui dengan ucapan Asyhadu Alla illaha illallah, wa asyhadu anna Muhammada Rasulullah (kami percaya bahwa tiada Tuhan kecuali Allah dan engkau utusan Allah).’
“Dan sesungguhnya akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah2an. Dan berilah berita gembira kepada orang2 yang sabar.” (Al-Baqarah : 155)

Disebutkan di dalam satu riwayat, bahawasanya apabila para makhluk dibangkitkan dari kubur, mereka semuanya berdiri tegak di kubur masing masing selama 44 tahun UMUR AKHIRAT dalam keadaan TIDAK MAKAN dan TIDAK MINUM, TIDAK DUDUK dan TIDAK BERCAKAP.
Bertanya orang kepada Rasulullah SAW:
“Bagaimana k ita dapat mengenali ORANG-ORANG MUKMIN kelak di hari qiamat?”
Maka jawabnya Rasulullah SAW,
“Umat dikenal karena WAJAH mereka putih disebabkan oleh WUDHU’.”

Bila qiamat datang maka malaikat datang ke kubur orang mukmin sambil membersihkan debu di badan mereka KECUALI pada tempat sujud. Bekas SUJUD tidak dihilangkan. Maka memanggillah dari zat yang memanggil.
Bukanlah debu itu dari debu kubur mereka, akan tetapi debu itu ialah debu KEIMANAN mereka. Oleh itu tinggallah debu itu sehingga mereka melalui titian Siratul Mustaqim dan memasuki alam syurga, sehingga setiap orang melihat para mukmin itu mengetahui bahwa mereka adalah pelayan Ku dan hamba-hambaKu.
Disebutkan oleh hadith Rasulullah saw bahwa sepuluh orang yang mayatnya TIDAK BUSUK dan TIDAK REPUT dan akan bangkit dalam tubuh asal diwaktu mati :
1.  Para  Nabi
2.  Para  Ahli Jihad
3.  Para  Alim Ulama
4.  Para  Syuhada
5.  Para  Penghafal Al Quran
6.  Imam atau Pemimpin yang Adil
7. Tukang Azan
8. Wanita yang mati kelahiran/beranak
9. Orang mati dibunuh atau dianiaya
10. Orang yang mati di siang hari atau di malam Jumat jika mereka itu dari kalangan orang yang beriman.
Di dalam satu riwayat yang lain dari Jabir bin Abdullah ra sabda Rasulullah saw:
Apabila datang hari qiamat dan orang orang yang berada di dalam kubur dibangkitkan maka Allah SWT memberi wahyu kepada Malaikat Ridhwan:
Wahai Ridhwan, sesungguhnya Aku telah mengeluarkan hamba-hamba Ku berpuasa (ahli puasa) dari kubur mereka di dalam keadaan letih dan dahaga. Maka ambillah dan berikan mereka segala makanan yang digoreng dan buah buahan syurga.

Maka Malaikat Ridhwan menyeru, wahai sekalia kawan-kawan dan semua anak-anak yang belum baligh, lalu mereka semua datang dengan membawa dulang dari nur dan berhimpun dekat Malaikat Ridhwan bersama dulang yang penuh dengan buahan dan minuman yang lezat dari syurga dengan sangat banyak melebihi daun-daun kayu di bumi.
Jika Malaikat Ridhwan berjumpa mukmin maka dia memberi makanan itu kepada mereka sambil mengucap sebagaimana yang difirman oleh Allah SWT di dalam Surah Al-Haqqah bermaksud :
“Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan AMAL yang telah kamu kerjakan pada HARI yang telah lalu itu.”
Tolong sebarkan kisah ini kepada saudara Islam yang lain. Ilmu yang bermanfaat ialah salah satu amal yang berkekalan bagi orang yang mengajarnya meskipun dia sudah mati. “Dan (ingatlah) Allah senantiasa mengetahui dengan mendalam akan apa jua yang kamu lakukan.” (Surah Al-Baqarah : 237)*

ARTI CINTA....

Aku bertanya pada alam semesta tentang arti “CINTA”, lalu satu demi satu mereka menjawab…

Bumi menjawab:

“CINTA adalah hamparan tempat tumbuh segala bahagia dan harapan akan itu. Ia memang diinjak dan dihinakan, tetapi ia tak peduli. Pikir Cinta hanya memberi, dan itu sajalah inginnya.”

Air menjawab:

“CINTA adalah hujan yang menumbuhkan benih-benih rasa kesukaan, kerelaan akan keterikatan, kerinduan dan kesenduan, atau samudera kasih yang luas sebagai naungan segala perasaan


Api menjawab:

“CINTA adalah panas yang membakar segala, ia memusnahkan untuk dapat hidup dan menyala. Demi merasakannya, makhluk rela terbakar dalam amarah dan kedurhakaan.”

Angin menjawab:

“CINTA adalah hembusan yang menebar sayang tanpa tahu siapa tujuannya. Orang bilang ia buta, sebab itu inginnya. Ia tak terlihat, tapi tanpanya segala raga akan hampa.”

Langit menjawab:

“CINTA adalah luasan tanpa batas. Luasnya tiada makhluk yang tahu. Kecuali bahwa cinta itu bahagia yang biru, atau derita kelam yang kelabu

Matahari menjawab:

“CINTA adalah hidup untuk memberi energi kehidupan dan cahaya harapan. Ia tak akan lelah memberi sampai ia padam dan mati.”

Pohon menjawab:

“CINTA adalah akar yang menopang segalanya. Ia tulus hingga tak perlu terlihat dan dikenal. Tapi ia terus memberi agar batang bahagia tetap kokoh abadi, berbuah dan berbunga indah.”

Gunung menjawab:

“CINTA adalah rasa yang menjulang tinggi. Rasa itu demikian tenang dan menyejukkan. Namun saat gundah, Ia akan meleburkan sekelilingnya dengan lautan lava cemburu yang membara.”

Lalu, Aku bertanya pada CINTA:

“Wahai CINTA, apakah sebenarnya arti dirimu??”

CINTA menjawab:

“CINTA adalah engkau patuh terhadap-Nya, meski kau tak melihat-Nya. Engkau tidak mencium-Nya atau meraba-Nya, tapi engkau patuh karena engkau merasa akan hadir-Nya. Sebab CINTA bukan indera, tapi adalah rasa.”

“CINTA adalah engkau takut akan amarah-Nya, dan takut jika Ia meninggalkanmu. Takut jika Ia tak menyukaimu lagi. Lalu engkau mencari-cari alasan untuk selalu dekat dengannya, bahkan jika engkau harus menderita, atau yang lebih mengerikan dari itu.”

“CINTA adalah engkau menyimpan segala harapan pada-Nya dan tidak pada yang lain. Engkau tidak mendua dalam harapan, dan demikian selamanya. Cinta adalah engkau setia menjadi budak-Nya, yang engkau hidup untuk-Nya dan mati untuk kesukaan-Nya akan dirimu, hidup dan mati untuk Dia. Engkau berusaha sekerasnya agar engkau diakui, hanya sebagai budak, sebagai hamba.



“Diatas segalanya, CINTA adalah engkau merasa kasih sayang yang tunggal yang tidak engkau berikan pada yang lain, selain pada-Nya. Engkau rindu akan hadir-Nya dan melihat-Nya. Engkau suka apa yang Ia sukai dan benci apa yang Ia benci, engkau merasakan segala ada pada-Nya dan segala atas nama-Nya.”


Aku lantas bertanya pada CINTA:

“Bisakah aku merasakannya?”



Sambil berlalu CINTA menjawab:

“Selama engkau mengetahui hakikat penciptaanmu dan bersyukur dengan apa yang Dia beri, maka itu semua akan kau rasakan, percayalah padaku tambahnya….”


Aku pun Berteriak, “Wahai KAU SANG MAHA PECINTA terimalah cintaku yang sederhana ini, izinkanlah aku merasakan cintaMu yang Maha Indah…”

Sabtu, 16 Juni 2012

Peran Ibu dalam agama Islam


Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ إِحْسَاناً حَمَلَتْهُ أُمُّهُ كُرْهاً وَوَضَعَتْهُ كُرْهاً وَحَمْلُهُ وَفِصَالُهُ ثَلَاثُونَ شَهْراً حَتَّى إِذَا بَلَغَ أَشُدَّهُ وَبَلَغَ أَرْبَعِينَ سَنَةً قَالَ رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ 
أَعْمَلَ صَالِحاً تَرْضَاهُ وَأَصْلِحْ لِي فِي ذُرِّيَّتِي إِنِّي تُبْتُ إِلَيْكَ وَإِنِّي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdo’a: “Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri ni’mat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai. berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (Qs. Al-Ahqaaf : 15)

Ayat diatas menjelaskan akan hak ibu terhadap anaknya. Ketahuilah, bahwasanya ukuran terendah mengandung sampai melahirkan adalah 6 bulan (pada umumnya adalah 9 bulan 10 hari), ditambah 2 tahun menyusui anak, jadi 30 bulan. Sehingga tidak bertentangan dengan surat Luqman ayat 14 (Lihat Tafsiir ibni Katsir VII/280)
وَوَصَّيْنَا الْإِنسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْناً عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ
“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun . Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (Qs. Luqman : 14)

Dalam ayat ini disebutkan bahwa ibu mengalami tiga macam kepayahan, yang pertama adalah hamil, kemudian melahirkan dan selanjutnya menyusui. Karena itu kebaikan kepada ibu tiga kali lebih besar daripada kepada ayah. Sebagaimana dikemukakan dalam sebuah hadits,
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ :يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ صَحَابَتِي؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ أُمُّكَ، قَالَ ثُمَّ مَنْ، قَالَ 
أَبُوْكَ
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, belia berkata, “Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata, ‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Kemudian ayahmu.’” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)

Imam Al-Qurthubi menjelaskan, “Hadits tersebut menunjukkan bahwa kecintaan dan kasih sayang terhadap seorang ibu, harus tiga kali lipat besarnya dibandingkan terhadap seorang ayah. Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menyebutkan kata ibu sebanyak tiga kali, sementara kata ayah hanya satu kali. Bila hal itu sudah kita mengerti, realitas lain bisa menguatkan pengertian tersebut. Karena kesulitan dalammenghadapi masa hamil, kesulitan ketikamelahirkan, dan kesulitan pada saat menyusui dan merawat anak, hanya dialami oleh seorang ibu. Ketiga bentuk kehormatan itu hanya dimiliki oleh seorang ibu, seorang ayah tidak memilikinya. (Lihat Tafsir Al-Qurthubi X : 239. al-Qadhi Iyadh menyatakan bahwa ibu memiliki keutamaan yang lebih besar dibandingkan ayah)

Begitu pula dengan Imam Adz-Dzahabi rahimahullaah, beliau berkata dalam kitabnya Al-Kabaair,

Ibumu telah mengandungmu di dalam perutnya selama sembilan bulan, seolah-olah sembilan tahun.
Dia bersusah payah ketika melahirkanmu yang hampir saja menghilangkan nyawanya.
Dia telah menyusuimu dari putingnya, dan ia hilangkan rasa kantuknya karena menjagamu.
Dia cuci kotoranmu dengan tangan kirinya, dia lebih utamakan dirimu dari pada dirinya serta makanannya.
Dia jadikan pangkuannya sebagai ayunan bagimu.
Dia telah memberikanmu semua kebaikan dan apabila kamu sakit atau mengeluh tampak darinya kesusahan yang luar biasa dan panjang sekali kesedihannya dan dia keluarkan harta untuk membayar dokter yang mengobatimu.
Seandainya dipilih antara hidupmu dan kematiannya, maka dia akan meminta supaya kamu hidup dengan suaranya yang paling keras.
Betapa banyak kebaikan ibu, sedangkan engkau balas dengan akhlak yang tidak baik.
Dia selalu mendo’akanmu dengan taufik, baik secara sembunyi maupun terang-terangan.
Tatkala ibumu membutuhkanmu di saat dia sudah tua renta, engkau jadikan dia sebagai barang yang tidak berharga di sisimu.
Engkau kenyang dalam keadaan dia lapar.
Engkau puas minum dalam keadaan dia kehausan.
Engkau mendahulukan berbuat baik kepada istri dan anakmu dari pada ibumu.
Engkau lupakan semua kebaikan yang pernah dia perbuat.
Berat rasanya atasmu memeliharanya padahal itu adalah urusan yang mudah.
Engkau kira ibumu ada di sisimu umurnya panjang padahal umurnya pendek.
Engkau tinggalkan padahal dia tidak punya penolong selainmu.
Padahal Allah telah melarangmu berkata ‘ah’ dan Allah telah mencelamu dengan celaan yang lembut.
Engkau akan disiksa di dunia dengan durhakanya anak-anakmu kepadamu.
Allah akan membalas di akhirat dengan dijauhkan dari Allah Rabbul ‘aalamin.


(Akan dikatakan kepadanya),

ذَلِكَ بِمَا قَدَّمَتْ يَدَاكَ وَأَنَّ اللَّهَ لَيْسَ بِظَلَّامٍ لِّلْعَبِيدِ
“Yang demikian itu, adalah disebabkan perbuatan yang dikerjakan oleh kedua tangan kamu dahulu dan sesungguhnya Allah sekali-kali bukanlah penganiaya hamba-hamba-Nya”. (QS. Al-Hajj : 10)
(Al-Kabaair hal. 53-54, Maktabatush Shoffa, Dar Albaian)

Demikianlah dijelaskan oleh Imam Adz-Dzahabi tentang besarnya jasa seorang ibu terhadap anak dan menjelaskan bahwa jasa orang tua kepada anak tidak bisa dihitung.

Yah, kita mungkin tidak punya kapasitas untuk menghitung satu demi satu hak-hak yang dimiliki seorang ibu. Islam hanya menekankan kepada kita untuk sedapat mungkin menghormati, memuliakan dan menyucikan kedudukan sang ibu dengan melakukan hal-hal terbaik yang dapat kita lakukan, demi kebahagiannya.

Contoh manusia terbaik yang berbakti kepada Ibunya
Dari Abi Burdah, ia melihat Ibnu ‘Umar dan seorang penduduk Yaman yang sedang thawaf di sekitar Ka’bah sambil menggendong ibunya di punggungnya. Orang yaman itu bersenandung,
إِنِّي لَهَا بَعِيْرُهَا الْمُـذِلَّلُ – إِنْ أُذْعِرْتُ رِكَابُهَا لَمْ أُذْعَرُ
Sesungguhnya diriku adalah tunggangan ibu yang sangat patuh.
Apabila tunggangan yang lain lari, maka aku tidak akan lari.
Orang itu lalu bertanya kepada Ibn Umar, “Wahai Ibnu Umar, apakah aku telah membalas budi kepadanya?” Ibnu Umar menjawab, “Engkau belum membalas budinya, walaupun setarik napas yang ia keluarkan ketika melahirkan.” (Adabul Mufrad no. 11;  Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Dalam sebuah riwayat diterangkan:

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya seseorang mendatanginya lalu berkata: bahwasanya aku meminang wanita, tapi ia enggan menikah denganku. Dan ia dipinang orang lain lalu ia menerimanya. Maka aku cemburu kepadanya lantas aku membunuhnya. Apakah aku masih bisa bertaubat? Ibnu Abbas berkata: apakah ibumu masih hidup? Ia menjawab: tidak. Ibnu Abbas berkata: bertaubatlah kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan dekatkanlah dirimu kepadaNya sebisamu. Atho’ bin Yasar berkata: maka aku pergi menanyakan kepada Ibnu Abbas kenapa engkau tanyakan tentang kehidupan ibunya? Maka beliau berkata: ‘Aku tidak mengetahui amalan yang paling mendekatkan diri kepada Allah ta’ala selain berbakti kepada ibu’. (Hadits ini dikeluarkan juga oleh Al Baihaqy di Syu’abul Iman (7313), dan Syaikh Al Albany menshahihkannya, lihat As Shohihah (2799))

Pada hadits di atas dijelaskan bahwasanya berbuat baik kepada ibu adalah ibadah yang sangat agung, bahkan dengan berbakti kepada ibu diharapkan bisa membantu taubat seseorang diterima Allah ta’ala. Seperti dalam riwayat di atas, seseorang yang melakukan dosa sangat besar yaitu membunuh, ketika ia bertanya kepada Ibnu Abbas, apakah ia masih bisa bertaubat, Ibnu Abbas malah balik bertanya apakah ia mempunyai seorang ibu, karena menurut beliau berbakti atau berbuat baik kepada ibu adalah amalan paling dicintai Allah sebagaimana sebagaimana membunuh adalah termasuk dosa yang dibenci Allah.

Berbuat baik kepada ibu adalah amal sholeh yang sangat bermanfa’at untuk menghapuskan dosa-dosa. Ini artinya, berbakti kepada ibu merupakan jalan untuk masuk surga.

Jangan Mendurhakai Ibu
Dalam sebuah hadits Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wasallam bersabda,
عن المغيرة بن شعبة قال : قال النبي صلى الله عليه و سلم : إن الله حرم عليكم عقوق الأمهات ووأد البنات ومنع وهات . وكره لكم قيل وقال وكثرة السؤال وإضاعة المال

“Sesungguhnya Allah Ta’ala mengharamkan kalian berbuat durhaka kepada ibu-ibu kalian, mengubur anak perempuan hidup-hidup, menolak kewajiban dan menuntut sesuatu yang bukan menjadi haknya. Allah juga membenci jika kalian menyerbarkan kabar burung (desas-desus), banyak bertanya, dan menyia-nyiakan harta.” (Hadits shahih, riwayat Bukhari, no. 1407; Muslim, no. 593, Al-Maktabah Asy-Syamilah)

Ibnu Hajar memberi penjelasan sebagai berikut, “Dalam hadits ini disebutkan ’sikap durhaka’ terhadap ibu, karena perbuatan itu lebih mudah dilakukan terhadap seorang ibu. Sebab,ibu adalah wanita yang lemah. Selain itu, hadits ini juga memberi penekanan, bahwa berbuat baik kepada itu harus lebih didahulukan daripada berbuat baik kepada seorang ayah, baik itu melalui tutur kata yang lembut, atau limpahan cinta kasih yang mendalam.” (Lihat Fathul Baari V : 68)

Sementara, Imam Nawawi menjelaskan, “Di sini, disebutkan kata ‘durhaka’ terhadap ibu, karena kemuliaan ibu yang melebihi kemuliaan seorang ayah.” (Lihat Syarah Muslim XII : 11)

Buatlah Ibu Tertawa
جَاءَ رَجُلٌ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ : جئْتُ أبَايِعُكَ عَلَى الْهِجْرَةِ، وَتَرَكْتُ أَبَوَيَّ يَبْكِيَانِ، فَقَالَ : ((اِرْخِعْ عَلَيْهِمَا؛ فَأَضْحِكْهُمَا كَمَا أَبْكَيْتَهُمَا))
“Seseorang datang kepada Rasulullah shalallaahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, “Aku akan berbai’at kepadamu untuk berhijrah, dan aku tinggalkan kedua orang tuaku dalam keadaan menangis.” Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kembalilah kepada kedua orang tuamu dan buatlah keduanya tertawa sebagaimana engkau telah membuat keduanya menangis.” (Shahih : HR. Abu Dawud (no. 2528), An-Nasa-i (VII/143), Al-Baihaqi (IX/26), dan Al-Hakim (IV/152))

Jangan Membuat Ibu Marah
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ : رِضَا الرَّبِّ فِي رِضَاالْوَالِدِ، وَسَخَطُ الرَّبِّ فِي سَخَطِ الْوَلَدِ.
“Dari ‘Abdullah bin ‘Umar, ia berkata, “Ridha Allah tergantung ridha orang tua dan murka Allah tergantung murka orang tua. (Adabul Mufrod no. 2. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan jika sampai pada sahabat, namun shahih jika sampai pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam)

Kandungan hadits diatas ialah kewajiban mencari keridhaan kedua orang tua sekaligus terkandung larangan melakukan segala sesuatu yang dapat memancing kemurkaan mereka.

Seandainya ada seorang anak yang durhaka kepada ibunya, kemudian ibunya tersebut mendo’akan kejelekan, maka do’a ibu tersebut akan dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana dalam hadits yang shahih Nabi Shalallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ، لاَ شَكَّ فِيْهِنَّ: دَعْوَةُ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ.
“Ada tiga do’a yang dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala yang tidak diragukan tentang do’a ini: (1) do’a kedua orang tua terhadap anaknya, (2) do’a musafir-orang yang sedang dalam perjalanan-, (3) do’a orang yang dizhalimin.” (Hasan : HR. Al-Bukhari dalam Al-Adabul Mufrad (no. 32, 481/Shahiih Al-Adabil Mufrad (no. 24, 372))

Jika seorang ibu meridhai anaknya, dan do’anya mengiringi setiap langkah anaknya, niscaya rahmat, taufik dan pertolongan Allah akan senantiasa menyertainya. Sebaliknya, jika hati seorang ibu terluka, lalu ia mengadu kepada Allah, mengutuk anaknya. Cepat atau lambat, si anak pasti akan terkena do’a ibunya. Wal iyyadzubillaah..

Saudaraku…jangan sampai terucap dari lisan ibumu do’a melainkan kebaikan dan keridhaan untukmu. Karena Allah mendengarkan do’a seorang ibu dan mengabulkannya. Dan dekatkanlah diri kita pada sang ibu, berbaktilah, selagi masih ada waktu…

Bimbingan Islam dalam Rumah Tangga


Islam telah membimbing kita dalam membangun rumah tangga, dimulai dari memilih pasangan hidup. Islam mengikat suami istri dalam ikatan kokoh, menentukan hak dan kewajiban, serta mewajibkan mereka menjaga buah pernikahan ini. Islam juga mengantisipasi segala problema yang dapat menghadang kehidupan rumah tangga secara tepat. Itulah kesempurnaan islam yang sangat indah.

Pernikahan! Kata itu sangat indah didengar tetapi keindahan di dalamnya harus serta-merta dibarengi dengan persiapan. Pernikahan berarti mempertemukan kepentingan-kepentingan dua individu dan bukan mempertentangkannya.

Ketika biduk rumah tangga telah berlayar, apa saja yang bisa anda lakukan di dalamnya? Hari berlalu, pekan berlalu, bergantilah bulan. Tiba-tiba suatu hari anda merasakan ada sesuatu yang tidak mengenakkan anda. Anda mengamati sifat dan pasangan anda selama beberapa pekan sejak pernikahan, ternyata ada yang tidak anda sukai dan yang tidak anda harapkan. Sejak saat itu, anda menemukan bahwa rumah tangga tidak hanya berisi kegembiraan, namun juga tantangan, bahkan bisa juga ancaman. Seorang suami mungkin bertanya-tanya siapakah gerangan engkau wahai istriku? Demikian ia sering bertanya dalam hatinya. Sekian banyak hal-hal aneh dan asing yang ia temukan pada diri seorang ‘makhluk halus’ bernama istrinya itu. 

Demikian pula, pertanyaan itu muncul di benak sang istri. Seperti ia sedang dihadapkan pada sebuah laboratorium bernyawa, tengah ada banyak penelitian dan pelajaran yang bisa dieksplorasi di dalamnya. Ia menghadapi hari-hari yang berharga, pengenalan demi pengenalan, pengalaman demi pengalaman dan berbagai pertanyaan yang belum terjawabkan. Dulu waktu masih lajang, seorang muslimah yang belum pernah bersentuhan kulit dengan lawan jenis, kini tiba-tiba dihadapkan pada seorang asing yang nantinya akan mengetahui banyak ‘rahasia’ dirinya. Ia seorang wanita yang ‘clingus’ menurut orang jawa, wanita yang tak berani ngobrol dan bercanda dengan lawan jenisnya, namun tatkala masuk ke jenjang pernikahan ia harus berhadapan dengan ‘dunia’ laki-laki. Kini, ia mencoba menyesuaikan irama kehidupan dirinya dengan sang suami. Ia mulai mengenal dunia laki-laki secara dekat tanpa jarak. Demikian pula hal-nya dengan sang suami.

Sebenarnyalah kesulitan yang dihadapi merupakan sesuatu yang wajar dan manusiawi. Betapa tidak! Pernikahan telah mempertemukan bukan saja dua individu yang berbeda, laki-laki dan perempuan, tetapi dua kepribadian, dua selera, dua latar budaya, dua karakter, dua hati, dua otak dan ruh yang hampir dapat dipastikan banyak ketidaksamaan yang akan ditemui oleh keduanya. Seorang manusia yang terkadang bisa saja tak paham akan suasana hatinya, sekarang malah dituntut untuk memahami hati orang lain?!

Kehidupan rumah tangga tak semuanya bisa dirasionalkan begitu saja, terkadang memerlukan proses kontemplasi yang rumit, memahami dunia baru, memahami suasana jiwa, logika, psikologis dan fisiologis yang bergulir bersama di dalam kehidupan rumah tangga. Kuliah S1 ternyata tak cukup membekali teori tentang ’siapakah laki-laki dan perempuan’ dalam tataran teoritis maupun praktis. Tentunya kita kurang mampu memahami dunia pasangan kita, kecuali menempuh pembelajaran dan saling membantu untuk terbuka kepada pasangannya tentang apa yang dirasakan, kepedihan duka, kegembiraan, kecemburuan, kekecewaan, kebanggaan, keinginan, dan jutaan determinasi perasaan lainnya. Saling mencintai memerlukan proses pembelajaran. Saling membantu mengajarkan tentang diri sendiri, bahwa aku adalah makhluk Allah yang punya keinginan dan mestinya engkau mengerti keinginanku. Akan tetapi bahasan verbal tak senantiasa berhasil mengungkap hakikat perasaan.

Menikah adalah pilihan sadar setiap laki-laki dan perempuan dalam islam. Seorang laki-laki berhak menentukan pasangan hidup sebagaimana perempuan. Jika kemudian sepasang laki-laki dan perempuan memutuskan untuk saling menerima dan sepakat melangsungkan pernikahan, atas alasan apakah satu pihak merasa terpaksa berada di samping pasangan hidupnya setelah resmi berumah tangga??!! Sebelum terjadinya akad nikah, pilihan masih terbuka lebar, akan tetapi setelah adanya akad nikah, adalah sebuah pengkhianatan terhadap makna akad itu sendiri apabila satu pihak senantiasa mencari-cari keburukan dan kesalahan pasangannya dengan merasa benar dan bersih sendiri. Tentunya hal tersebut merupakan salah satu bentuk penyucian diri, terlebih lagi tindakannya tersebut akan menumbuhkan benih-benih kebencian dalam hati terhadap seseorang yang telah menjadi pilihannya. Allah ta’ala berfirman:

فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى
“Janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa.” (QS. An Najm: 32).

لَا يَفْرَكْ مُؤْمِنٌ مُؤْمِنَةً إِنْ كَرِهَ مِنْهَا خُلُقًا رَضِيَ مِنْهَا آخَرَ
“Janganlah seorang mukmin membenci seorang mukminah, karena walaupun dirinya membenci salah satu perangainya, tentulah akan ada perangai lain yang disukainya.” (HR. Muslim nomor 2672)

Imam An Nawawi mengatakan, “Yang benar, hadits ini merupakan larangan bagi seorang suami agar tidak membenci istrinya, karena apabila istrinya memiliki perangai yang tidak disenanginya, tentulah akan ada perangai lain yang disukainya, misalnya istrinya memiliki akhlak yang jelek, akan tetapi mungkin saja dia komitmen terhadap agama, memiliki paras yang cantik, mampu menjaga diri, lembut atau yang semisalnya.” (Syarh Shahih Muslim, 5/209).

لِأَنَّهُ إِنْ وَجَدَ فِيهَا خُلُقًا يُكْرَه وَجَدَ فِيهَا خُلُقًا مَرْضِيًّا بِأَنْ تَكُون شَرِسَة الْخُلُق لَكِنَّهَا دَيِّنَة أَوْ جَمِيلَة أَوْ عَفِيفَة أَوْ رَفِيقَة بِهِ أَوْ نَحْو ذَلِكَ
Memang ada pilihan lain yang dicontohkan shahabiyah Habibah binti Sahl ketika menemukan kebuntuan dalam rumah tangga sehingga dirinya mengajukan khulu’. Nabi pun memberikan jalan keluar (HR. Malik nomor 1032; Abu Dawud nomor 1900, 1901; An Nasaa’i nomor 3408; Ibnu Majah nomor 2047; Ahmad nomor 26173; dishahihkan oleh Al ‘Allamah Al Albani dalam Al Irwa’, 7/102-103, Shahih Sunan Abu Dawud nomor 1929). Namun, cerai bukanlah jalan pertama yang harus ditempuh, sebab proses belajar menerima dan mencintai harus terjadi dan ditempuh terlebih dahulu. Karena tujuan kita menikah adalah ibadah, mengabdi pada Allah dan mencapai keridhoan-Nya. Sedangkan hasil akhir dari ibadah itu sendiri adalah mencapai tingkat ketakwaan atau pemeliharaan diri dari segala kemaksiatan, yang akan membawa pemiliknya merengkuh ridho Allah. Berbagai upaya akan ditempuh oleh orang yang ingin mencapai derajat ketakwaan, tidak terkecuali melalui pernikahan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَن
“Bertakwalah kamu dimanapun kamu berada, bila kamu berbuat kejahatan, segera iringi dengan perbuatan baik, sehingga dosamu terhapus, lalu pergaulilah manusia dengan akhlaq yang baik.” (HR. Tirmidzi nomor 1910; dihasankan Syaikh Al Albani dalam Al Misykah nomor 5083, Ar Raudlun Nadhir nomor 855, Shahih wadl Dhaif Sunan At Tirmidzi, 4/487)

Setiap pasangan hendaknya merenungkan bahwasanya ketika mereka menikah, mereka tinggal menyempurnakan “setengah ketakwaan”, apakah “setengah ketakwaan” yang telah dianugerahkan Allah kepada mereka hendak disia-siakan?

Mari kita belajar membentuk bahtera rumah tangga yang mampu berlayar merengkuh keridhoaan-Nya. Bertakwalah kepada Allah dalam setiap mengambil keputusan dan bersabarlah menghadapi kekurangan dan kelemahan pasangan kita, karena tak ada manusia yang sempurna, teruslah bermuhasabah diri. Mudah-mudahan dengan kesabaran kita, Allah akan memudahkan dan memberikan kebahagiaan dalam rumah tangga kita. Teruslah berusaha melaksanakan semua kewajiban yang Allah bebankan pada kita dengan segala kemampuan dan kekuatan yang ada, Allah-lah sumber kekuatan kita, dengan mengharap ridha-Nya dan cinta-Nya. Berjanjilah, mulai hari ini, bahwa keindahan hidup rumah tangga pada mulanya berasal dari kesadaran anda akan janji besar ini! Dengan demikian, semoga kita mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Semoga Allah mengumpulkan kita dengan pasangan beserta anak-anak kita dalam jannah-Nya. Amiin…

Sikap Pria Idaman para Wanita



Komunikatif
Menurut hasil riset, wanita memerlukan lebih banyak waktu untuk bicara dan diajak bicara dibandingkan dengan pria. Wanita menyukai pria yang komunikatif dan selalu punya bahan pembicaraan yang menarik. Pria yang humoris tentu saja punya nilai plus di mata wanita.

 Perhatian
Wanita menyukai pria yang penuh perhatian. Perhatian yang wajar dan tulus bisa membuat wanita merasa dihargai dan disayangi. Bila disampaikan pada saat yang tepat, perhatian yang kecil pun bisa meninggalkan kesan yan manis dan tak terlupakan.

Pengertian
Pria yang penuh pengertian tidak suka memberi ceramah panjang lebar, memasang wajah cemberut atau marah besar untuk mengubah kebiasaan buruk kekasihnya. Ia selalu siap memanfaatkan kesalahannya, berusaha mentolerir kelemahannya, berupaya memenuhi keinginannya, mencoba melihat dari sudut pandangnya, dsb.    

Tegas
Wanita memerlukan seorang pendamping yang bisa bersikap tegas dan bisa mengambil keputusan. Misalnya, ketika bingung untuk memilih, wanita memerlukan Anda untuk membantunya mengambil keputusan. Laki-laki yang plin-plan, ragu-ragu dan susah memgambil keputusan biasanya kurang dihargai.

Tegar
Wanita mengagumi pria yang bersikap tegar dan berjiwa besar. Ketegaran tidak tampak ketika segala sesuatu berjalan lancar. Justru ia diuji ketika ada masalah, ketika hubungan terancam putusa, ketika ujian gagal, ketika terjadi PHK, dsb. Pria yang mudah menyerah, putus asa dan frustasi tidak menarik bagi seorang wanita. Bagaimana mungkin aku akan berlindung pada seorang bayi yang rapuh!

Menghormati Wanita
Wanita akan menghormati pria yang menghormatinya. Kapan wanita merasa dihormati? Ketika dia dibukakan pintu dan dipersilahkan masuk duluan, ketika beban yang diangkatnya diambil alih, ketika dia tidak dibiarkan menunggu terlalu lama, ketika dia dipuji di depan orang lain, ketika hasil karyanya dihargai, dsb.

Melindungi Wanita
Meskipun suka dilindungi, namun wanita tidak menyukai perlindungan yang over dan kaku. wanita tidak merasa dilindungi bila kemana-mana selalu dikawal, diawasi atau dimonitor meskipun dengan dalih demi keselamatanmu. Wanita juha tida suka terlalu diatur dan dilarang meskipun dengan alasan demi kebaikanmu. Wanita menghargai perlindungan yang lembut. Misalnya, berjalan atau menyeberang pada posisi aman, ditemani ketika dia merasa ketakutan, diantar ke dokter ketika dia sakit, didampingi ketika dia naik jet coster, dsb.

Menghargai Wanita
Wanita ingin dihargai dan diperlakukan oleh kekasihnya. Dia tidak suka mendampingi pria yang berkesan tidak terlalu menghargainya. Kapan dia merasa dihargai? Ketika dari luar kota Anda meneleponnya dan bilang Aku merindukanmu, ketika Anda meminta pendapatnya, ketika Anda tidak menyembunyikan seseuatu dengan alasan itu urusan laki-laku, dsb.

Simpatik
Pria yang simpatik tidak hanya bersikap baik kepada kekasihnya, tapi juga kepada keluarga kekasihnya, kepada teman-temannya dan kepada orang lain. Dengan demikian dia membuktikan bahwa kebaikannya bukan sandiwara, tapi benar-benar kebiasaan dan sifatnya.

Romantis
Pria yang romantis biasanya bersikap manis, memperlakukan kekasihnya dengan lembut, memanggilnya dengan sebutan yang romantis, memberi bunga pada hari-hari spesial, dsb. Meski tidak setampan Tom Cruise, Brad Pitt dan selembut Richard Gere, setiap pria perlu belajar untuk bersikap romantis. Mengapa? Karena pria yang romantis adalah pria idaman wanita.