Kamis, 12 Maret 2015

pemimpin

Pemimpin.

“Pilar kepemimpinan itu ada lima : perkataan yang benar, menyimpan rahasia, menepati janji, senantiasa memberi nasihat dan menunuaikan amanah.”
( Imam Syafi’i )

“Kaji dan dalamilah sebelum engkau menduduki jabatan, karena kalau engkau telah mendudukinya, maka tidak ada kesempatan bagimu untuk mengkaji dan mendalaminya.”
( Imam Syafi’i )

ujub dan tawadu

Wasiat Nasehat ( Ujub & Tawadhu )

“Jika rasa ujub menghinggapi aktifitasmu, maka lihatlah keridhaan siapa yang kau harapkan, pahala mana yang kau suka, sanksi mana yang kau benci. Maka jika engkau memikirkan satu di antara kedua hal ini, niscaya akan hadir di depan matamu apa yang sudah kamu lakukan.”
( Imam Syafi’i )

”Bagaimana cara membebaskan diri dari ‘Ujub ( merasa bangga terhadap diri sendiri )?”
”Pandanglah segala sesuatu sebagai pemberian Allah swt, ingatlah bahwa Dia lah yang memberikan taufiq kepada kita sehingga dapat melakukan kebaikan, dan buanglah perasaan bahwa kita telah berbuat sesuatu. Kalau sudah demikian, niscaya kita akan selamat dari penyakit tersebut.”
( Sayyidina Syekh Abdul Qadir al-Jailany )

karomah

Wasiat Nasehat ( Karomah )

“Jika engkau melihat seseorang berjalan di atas air dan bisa terbang di udara, maka janganlah kehebatan itu menjadikan kalian lengah dan terheran-heran kepadanya sampai kamu mengetahui secara persis atas apa yang di kerjakannya itu berlandaskan pada Al-Qur’an dan as-sunnah.”
( Imam Syafi’i )

“Jika Kasyaf bertentangan dengan Al Qur’an dan Sunah, tinggalkanlah Kasyaf dan berpeganglah pada Al Qur’an dan Sunah. Katakan pada dirimu : Sesungguhnya Allah swt menjamin keselamatan saya dalam kitabnya dan sunah Rasulnya dari kesalahan, bukan dari Kasyaf, Ilham, maupun Musyahadah sebelum mencari kebenarannya dalam Al Qur’an dan Sunah terlebih dahulu.”
( Sayyidina Syekh Abul Hasan Ali Asy Syazili )

”Karomah yang paling besar ialah istiqamah dalam beribadah kepada Allah SWT.” “Jangan heran pada orang yang bisa berjalan sangat cepat di bumi, atau bisa terbang di udara, atau berjalan di atas air. Karena sesungguhnya setan juga bisa melakukannya.” 
( Habib Abdurrahman bin Muhammad Al-Jufri )

Habib Ahmad bin Hasan Al-Atthas (kepada salah seorang muridnya):
“Insya Allah ucapanku yang kau tulis dan kumpulkan akan memberikan manfaat yang besar. Dan usahamu ini lebih bermanfaat dan langgeng daripada mencatat karomah-karomah yang terjadi. Karomah yang berlangsung hanya saat itu saja dan akan dilupakan dengan berjalannya waktu. Namun, manfaat ucapanku ini Insya Allah Ta’ala akan abadi. Orang yang menghargai ucapanku belum datang, mereka adalah orang-orang masa depan.”
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas ).

zikir

Wasiat Nasehat ( Zikir )

"Duhai Anakku! Gunakan kedua matamu untuk memilih majelis. Jika kau lihat ada sekelompok orang berzikir kepada Allah swt, maka duduklah bersama mereka. Jika engkau seorang yang berilmu, ilmumu akan bermanfaat. Jika kau seorang yang bodoh, mereka akan mengajarimu. Disamping itu siapa tahu Allah swt sedang memandang mereka dengan penuh kasih saying sehingga engkau pun memperoleh rahmat-Nya.
Jika engkau melihat sekelompok orang tidak berzikir kepada Allah swt, maka jangan duduk bersama mereka. Jika kau seorang berilmu, maka ilmumu tidak akan bermanfaat. Jika kau seorang yang bodoh, mereka akan membuatmu tersesat. Disamping itu bisa jadi Allah swt sedang memandang mereka dengan murka sehingga kau pun ikut dimurkai."
( Lukmanul Hakim kepada putranya )

"Duhai Anakku! Jadikanlah ketaatan kepada Allah swt sebagai perdagangan yang kau harapkan keuntungannya di Dunia dan Akhirat. Imam adalah perahu yang membawa daganganmu, tawakal kepada Allah swt adalah layarnya, Dunia adalah lautannya, hari-hari yang akan kau lewati adalah ombaknya, amal shaleh adalah barang dagangan yang kau harapkan keuntungannya, ibadah sunah adalah hadiah yang akan membuatmu dimuliakan, semangat adalah angin yang mendorongnya, penolakan terhadap keinginan hawa nafsu adalah pelabuhannya, kematian adalah pantainya dan Allah swt adalah Pemilik dan Tempat kembali perdanganmu itu.
Pedagang yang paling mulia, paling dekat dan paling dicintai Allah swt adalah dia yang paling banyak dagangannya, paling suci niatnya dan paling baik hadiahnya.
Pedang yang paling dibenci Allah swt adalah dia yang paling sedikit dagangannya, paling buruk hadiahnya dan paling busuk hadiahnya. Semakin baik perdanganmu, maka semakin besar keuntunganmu. Semakin tulus hadiahmu, maka semakin mulia dirimu."
( Lukmanul Hakim kepada putranya )

"Hapalkanlah lima hal ini, andaikata kalian menunggang onta untuk mendapatkannya, maka hingga onta itu kurus, kalian tidak akan memperolehnya :
1. Seorang Hamba hendaknya tidak berharap kecuali kepada Allah swt Tuhannya.
2. Seorang hamba hendaknya hanya takut akan dosa-dosanya.
3. Seorang yang bodoh hendaknya tidak merasa malu untuk bertanya.
4. Seorang yang berilmu ketika ditanya tentang sebuah persoalan dan tidak mengetahui jawabannya, hendaknya tidak malu untuk mengatakan, "Allah swt yang Maha Mengetahui."
5. Bagi Iman, sabar ibarat kepala sebuah tubuh, sehingga tidak ( sempurna ) iman seseorang yang tidak memiliki kesabaran.
( Sayyidina Imam Ali bin Abu Thalib KW )

“Sabar adalah mahkota, kesetiaan adalah harga diri, memberi adalah kenikmatan, banyak bicara adalah membual ( omong kosong ), tergesa-gesa adalah kebodohan, kebodohan adalah aib, berlebih-lebihan ( dalam berkata ) adalah kebohongan, berteman dengan orang yang ahli berbuat hina adalah kejahatan dan berteman dengan ahli kefasikan adalah pusat prasangka buruk.”
( Imam Husein bin Ali bin Abu Thalib Ra )

“Sesungguhnya petir dapat menyambar seorang mukmin atau bukan, tetapi tak akan menyambar orang yang berzikir.”
( Sayyidina Imam Muhammad Al-Baqir )

“Tak ada ibadah yang lebih utama daripada menjaga perut dan kemaluan.” 
( Sayyidina Imam Muhammad Al-Baqir )

“Jika engkau menginginkan suatu kenikmatan dapat terus engkau nikmati, perbanyaklah mensyukurinya. Jika engkau merasa rezeki lambat datang, perbanyaklah Istighfar. Jika engkau ditimpa kesedihan, perbanyaklah membaca LA HAULA WA LA QUWWATA ILLA BILLAH. Jika engkau takut, ucapkanlah HASBUNALLAH WA NI’MAL WAKIIL. Jika engkau kagum terhadap sesuatu, ucapkanlah MASYA ALLAH, LA QUWWATA ILLA BILLAH. Jika engkau dikhianati, bacalah WA UFAWWIDU AMRII ILALLAH, INNALLAHA BASHIRUN BIL ‘IBAAD. Jika engkau ditimpa kesumpekan, ucapkanlah LA ILAAHA ILLA ANTA SUBHANAKA INNII KUNTU MINADZ DZAALIMIIN.”
( Sayyidina Imam Muhammad Al-Baqir )

“Ilmu dan Iman akan memudahkan orang untuk selalu Taqorrub ( mendekatkan diri) kepada Allah swt.”
( Imam Hasan Basri )

“Yang paling nampak pada diri manusia adalah kelemahannya, maka barangsiapa melihat kelemahan dirinya sendiri, ia akan menggapai keistiqamahan terhadap perintah Allah swt.”
( Imam Syafi’i )

“Andaikan semua manusia memikirkan kandungan isi surah al-Ashr, tentu mereka akan merasa cukup dengannnya.”
( Imam Syafi’i )

Kenyang itu akan membuat badan jadi berat, mengeraskan hati, menghilangkan kecerdasan, mengajak tidur dan melemahkan ibadah.
( Imam Syafi’i )

”Hendaklah engkau membawa bekal taqwa dan hendaklah yang menjadi cintamu yaitu keakhiratan”.
( Imam Ahmad bin Hanbal )

”Nak, berniatlah yang baik, maka engkau akan tetap baik selama berniat baik!”
( Imam Ahmad bin Hanbal )

“Kehidupan seorang muslim tidak dapat dicapai dengan sempurna, kecuali mengikuti jalan Allah SWT yang dilalui secara bertahap. Tahapan-tahapan itu antara lain : tobat, sabar, faqir, zuhud, tawakal, cinta, makrifat dan ridha. Karena itu seseorang yang mempelajari tasawuf wajib mendidik jiwa dan akhlaknya. Sementara itu, hati adalah cermin yang sanggup menangkap makrifat. Dan kesanggupan itu terletak pada hati yang suci dan jernih.”
( Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali )

“cara memperoleh Semangat” ( untuk beribadah ) ?
”Caranya adalah dengan menelanjangi ( membebaskan ) diri dari kecintaan terhadap dunia, mempertautkan jiwa hanya dengan akherat, menyatukan kehendak hati dengan kehendak Allah swt dan membersihkan batin dari ketergantungan kepada makhluk.” 
( Sayyidina Syekh Abdul Qadir al-Jailany )

“Ketuklah pintu zikir dengan hasrat dan sikap sangat membutuhkan kepada Allah swt melalui kontemplasi, menjauhkan diri segala hal selain Allah swt. Lakukanlah dengan menjaga rahasia batin, agar jauh dari bisikan nafsu dalam seluruh nafas dan jiwa, sehingga kalian memilki kekayaan rohani. Tuntaskan lisanmu dengan berzikir, hatimu untuk tafakur dan tubuhmu untuk menuruti perintah-Nya. Dengan demikian kalian bisa tergolong orang-orang saleh.”
( Sayyidina Syekh Abul Hasan Ali Asy Syazili )

“Manakala zikir terasa berat di lisanmu, sementara pintu kontemplasi tertutup, ketahuilah bahwa hal itu semata-mata karena dosa-dosamu atau kemunafikan dalam hatimu. Tak ada jalan bagimu kecuali bertobat, memperbaiki diri, hanya
menggantungkan diri kepada Allah swt dan ikhlas beragama.”
( Sayyidina Syekh Abul Hasan Ali Asy Syazili ) 

“Barangsiapa yang menginginkan keridhaan Allah, hendaklah mendekatkan diri kepada Allah swt, karena keajaiban dan kelembutan Allah terdapat pada akhir malam.”
( Al-Imam Auliya Al-Habib Abdullah bin Abu Bakar Al-Aydrus )

“Siapapun dengan penuh kesungguhan hati mendekatkan diri kepada Allah swt, maka terbukalah Khazanah Allah swt.”
( Al-Imam Auliya Al-Habib Abdullah bin Abu Bakar Al-Aydrus )

“Diantara waktu yang bernilai tinggi, merupakan pembuka perbendaharaan Ilahi, diantara zuhur dan ‘Asar, Magrib dan Isya dan tengah malam terakhir sampai Ba’da Subuh.”
( Al-Imam Auliya Al-Habib Abdullah bin Abu Bakar Al-Aydrus )

“Sumber segala kebaikan dan pangkal segala kedudukan dan keberkahan akan dicapai melalui ingat mati, kubur dan bangkai.”
( Al-Imam Auliya Al-Habib Abdullah bin Abu Bakar Al-Aydrus )

“Meninggalkan dan menjauhi Ghibah adalah Raja atas dirinya, menjauhi namimah (mengadu domba) adalah Ratu dirinya, baik sangka kepada orang lain adalah wilayah dirinya, duduk bercampur dalam majlis dzikir adalah keterbukaan hatinya.”
( Al-Imam Auliya Al-Habib Abdullah bin Abu Bakar Al-Aydrus )

“Orang yang Roja’ ( mengharap Ridho Allah ) adalah orang yang banyak melakukan ibadah”
( Al-Imam Auliya Al-Habib Abdullah bin Abu Bakar Al-Aydrus )

“Orang yang mulia adalah yang bersungguh-sungguh dalam kebaikan dan ridho Allah swt yang didambakan hidupnya.”
( Al-Imam Auliya Al-Habib Abdullah bin Abu Bakar Al-Aydrus )

“Setiap wadah memercikan apa yang ditampungnya.”
( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

“Barangsiapa tidak bermujahadah pada masa bidayahnya, ia tidak akan mencapai puncak. Dan barangsiapa tidak bermujahadah, ia tidak akan bermusyahadah; {“Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh (bermujahadah) di jalan kami, niscaya akan kami tunjukan kepada mereka jalan-jalan kami. : Al-Ankabut,29 : 69”}”
( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

“Berbagai hakikat terhijab dari hati, karena perhatian kepada selain Allah.”
( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

“Waktumu yang paling bermanfaat adalah disaat kamu fana’ dan waktumu yang paling sia-sia adalah disaat kamu menyadari dirimu.”
( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

“Ketahuilah oleh kalian sesungguhnya Allah swt bertajalli ( mengagungkan dirinya ) di hati para kekasihnya; para kaum Arifin, karena mereka menghapus selainnya di hati mereka dan mereka menghilangkan selain Allah swt dalam pandangan mereka terhadap semesta dan pada setiap kejadiannya bahwa semuanya adalah semata-mata ciptaan Allah swt, dan mereka melalui siang, pagi serta sore hari selalu dalam keadaan taat kepadanya; mereka selalu beribadat serta berharap dan takut kepadanya; serta selalu ruku’ dan bersujud kepadanya, mereka selalu dalam keadaan bahagia dan gembira serta ridho dengan segala ketentuan Qadha dan Qadar yang telah ditentukan Allah swt atas mereka; berkata Nabi Ayyub as :”Bila mana aku hendak memilih di antara dua perkara, maka aku akan memilih perkara yang ada Ridho Allah swt didalamnya karena hanya hal itulah yang mendatangkan kemaslahatan bagiku” Berkata kaum ‘Arifin : “Kalau sekiranya kedua mataku melihat selain Allah, maka akan ku butakan, kalau sekiranya ke dua telingaku mendengar selain Allah, maka akan ku tulikan, dan bilamana lidahku berkata yang tidak diperintahkan Allah, maka akan ku potong” 
( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

“Sesungguhnya Bala’ yang menimpamu pada saat lupamu, bila engkau menyadarinya adalah merupakan jalanmu untuk kembali mengenal Allah swt dan kembali mendekatkan dirimu kepadanya pada saat engkau meminta bala tersebut dihilangkannya, dan bala’ sesungguhnya adalah bilamana engkau melupakan Allah swt dan engkau lupa bahwa dirimu selalu faqir kepadanya.”
( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

“Ketahuilah oleh kalian; Ma’rifat kepada Allah swt adalah dengan kejelasan dan bukan dengan tersamar, dan bilamana seorang hamba diberinya ma’rifat kepadanya, maka ia pasti akan melihat semua amal yang dicintai oleh Rasulullah saw.”
( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

“Sesungguhnya derajat yang tertinggi dalam maqom sabar adalah menahan diri dari pada mengadu kepada selain Allah swt.”
( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

“Alangkah entengnya musibah dalam agama menurut kalian, padahal kalian tidak pernah menyatakan belasungkawa andaikata aku terlambat sholat berjama’ah.”
( Imam Qutbil Anfas Habib Umar bin Abdurrahman Al-Aththas )

“Bila waktu Sholat telah tiba, tinggalkanlah semua kegiatanmu, sebab Allah SWT lebih pantas diperhatikan daripada yang lain.”
( Imam Qutbil Anfas Habib Umar bin Abdurrahman Al-Aththas )

“Setiap orang yang telah menghatamkan bacaan Al-Qur’an yang ditujukan bagi arwah-arwah orang-orang yang telah wafat, hendaknya ia membaca Tahlil ( Laa ilaha illallah ) sebanyak orang yang ia kehendaki, kemudian dilanjutkan Subhaanallahi Wabihamdihi sebanyak orang yang ia kehendaki; lalu membaca Laa illaha illallah Muhammadur Rasulullah sebanyak 3X dengan memanjangkan bacaannya; lalu Sholawat sebanyak 3X ( Allahumma Sholi ‘Alaa Habibika Sayyidina Muhammadin Wa Aalihi Wa Sohbihi Wasallim ), Lalu hendaknya ia mengucapkan Ya Rasulullah alaika salam Ya Rasulullah salaamun fi salamin ‘alaika sebanyak 3X; Lalu membaca Al Fatihah 1 X, Al Ikhlas 11 X, Al Falaq 1 X, An Naas 1 X, ayat kursi 1 X, Akhir surat Al Baqarah 1 X dan Al Qadr 1 X dengan niat menghadiahkan pahalanya kepada arwah yang dituju.
• Habib Umar menganjurkan murudnya membaca Istigfar dan Al Hamdulillah sebanyak mungkin setelah membaca maulud.
• Memperbanyak baca Istigfar dan Sholawat, karena keduanya adalah sebaik-baik dzikir yang dapat menolong kesulitan di masa kini.
• Habib Abdullah berkata :”jika engkau mengucapkan 11 X tiap hari bacaan ini, berarti engkau telah menjalankan apa yang pernah diajarkan Habib Umar (Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allaa ilaaha illa anta, Astagfiruka Wa Atuubu ilaika Wa asaluka an Tusholliya Wa Tusallima ala Abdika Wa Rasuulika Sayyidina Muhammadin Wa ‘ala Aalihi Afdola Wa Adwama aslima ma Shollait Wa sallamta alaa Ahadin min ‘Ibaadikal Mustafin. )”
( Imam Qutbil Anfas Habib Umar bin Abdurrahman Al-Aththas )

“Andaikan aku kuasa dan mampu, tentu akan kupenuhi kebutuhan semua kaum faqir miskin. Sebab pada awalnya, agama ini ditegakkan oleh kaum Mukminin yang lemah.” “Dengan sesuap makanan tertolaklah bencana.”
( Imam Qutb Irsyad Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad )

“Kekerasan hati dan kelalaian telah mengalahkanku, sehingga tidak tersisa lagi padaku selain tawakal kepada Allah SWT, dan pada sifat-sifatnya yang pengasih dan penyayang. Adapun amalan-amalanku buruk. Jika ada amalku yang baik, itu berkat kemurahan, dan karunia Allah SWT belaka.”
( Al ‘arif billah Habib Hasan bin Shaleh Al-Bahr Al-Jufri )


"Ukurlah dirimu dengan shalat. Jika ketika shalat engkau tidak memikirkan segala sesuatu selain Allah swt, maka berbahagialah. Tetapi, jika tidak demikian, maka tangisilah dirimu setiap kali kau gerakkan kakimu menuju shalat.
Pernahkah engkau melihat seorang kekasih tidak ingin bertemu kekasihnya? Allah Ta'ala mewahyukan :
إنّ الصّلاة تنهى عن الفحشآء والمنكر 

Sesungguhnya shalat akan mencegah dari ( perbuatan-perbuatan ) keji dan mungkar. 
( Al-Ankabut, 29 : 45 )
Barangsiapa ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah swt, maka ia perhatikan bagaimana shalatnya, ia kerjakan dengan tenang dan khusyuk, atau dengan tergesa-gesa dan lalai. Jika shalat tersebut ternyata kau lakukan dengan lalai dan tergesa-gesa, maka taburkanlah pasir ke wajahmu.
Seseorang yang duduk bersama penjual parfum akan mencium aroma wanginya. Sedangkan shalat adalah sebuah ibadah yang seakan-akan kita sedang duduk bersama Allah swt. Jika engkau duduk bersama Allah swt, tetapi tidak memperoleh apa-apa, itu tandanya dalam hatimu terdapat penyakit, entah itu kesombongan, berbangga diri atau ketidak sopanan. 
Allah swt mewahyukan :
سأصرف عن آياتي الذ ين يتكبّرون في الأرض بغير الحقّ 
Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. ( Al-A'raf, 7 : 146 ).
Selepas shalat ia tidak pantas bergegas ( tergesa-gesa ) untuk meninggalkan tempat shalatnya. Akan tetapi, hendaknya dia berdzikir kepada Allah swt dan beristigfar memohon ampun kepada-Nya atas segala kekurangan yang ia lakukan di dalam shalatnya. Berapa banyak shalat yang tidak layak untuk diterima Allah swt, tetapi setelah engkau beristigfar memohon ampun kepada-Nya atas shalat tersebut, Allah swt kemudian menerimanya. Dahulu Rasulullah saw selepas shalat beristigfar sebanyak tiga kali."
( Ibnu Atha illah Askandari ).

"Sesungguhnya orang yang bermaksiat kepada Allah adalah dia yang tidak mengenal siksa-Nya, dan orang yang tidak taat kepada-Nya adalah dia yang tidak mengetahui pahala yang IA sediakan.
Andaikata mereka melihat siksa neraka, tentu mereka tidak akan lalai. Dan andaikata mereka melihat berbagai kenikmatan yang disediakan Allah swt bagi penghuni surga, tentu sekejap pun mereka tidak akan meninggalkan ibadah."
( Ibnu Atha illah Askandari ).

“Jadikanlah Al-Qur’an dan zikir kepada Allah swt bacaan sehari-harimu. Bertafakurlah terhadap nikmat Allah swt. Jika mungkin, setiap waktu hanya ada antara dirimu dan Allah swt, dan pada saat itu telitilah diri sendiri. Rasulullah saw bersabda, “Telitilah dirimu, sebelum kalian diteliti.” Seseorang yang meneliti dirinya di dunia, perhitungan baginya akan lebih ringan di Akherat kelak.”
( Imam Qutb Al-Arif billah Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi )

“Kerjakanlah segala perintah Allah swt dan tinggalkanlah larangan-Nya. Jangan sampai Allah swt melihatmu melakukan apa yang dilarang-Nya, atau kehilangan-Mu pada perintahnya. Bangkitlah untuk memenuhi hak Allah swt. Bersemangatlah melakukan sesuatu yang membuat para salaf Mulia.”
( Imam Qutb Al-Arif billah Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi )

“Yang selalu memperlambat terkabulnya doa’ seorang hamba adalah karena harapan yang rendah : mengharapkan sesuatu dari mahluk. Angkatlah pandanganmu secara keseluruhan kepada zat yang dibutuhkan semua mahluk….maka akan tampak tanda-tanda terkabulnya doa’.”
( Imam Qutb Al-Arif billah Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi )

“Jika kau membaca ayat sajdah dan pada saat itu kau berada di tempat yang tidak layak untuk sujud; maka bayangkanlah seakan-akan dirimu berada di tempat yang mulia, seperti Masjidil Haram atau Masjid-masjid lainnya. Setelah itu sujudlah dengan hatimu. Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani dalam bukunya yang berjudul Al-Ghunyah mengatakan :”Jika kau berdiri mengerjakan sholat, maka bayangkanlah seakan-akan kau sedang menghadap Ka’bah dan saksikanlah Ka’bah itu dengan hatimu. Niscaya kau akan meningkat ke maqom yang lain,” 
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Kerjakanlah shalat karena Allah swt memerintahkannya. Jadikanlah makna segala sesuatu sebagai tujuanmu. Jangan jadikan cara pengucapan huruf ( makhraj )dan sejenisnya sebagai pusat perhatianmu dalam sholat. Tapi amati dan renungkan ( tadabbur ) makna ayat yang kau baca. Apa yang menghalangimu untuk merenungkan makna basmalah, arti rahmat ayat pertama dan makna syukur. Renungkan tentang Pemberi nikmat dan Pemelihara alam, makna rahmat di ayat ke tiga, makna raja dan penguasa, makna ibadah, pertolongan, hidayah, shirotol mustaqim dan orang-orang yang berjalan diatasnya, yaitu orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah swt. Renungkan tentang orang-orang yang berpaling, yakni orang-orang yang dimurkai Allah swt.”
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Jika seseorang ingin memperoleh rasa takut kepada Allah swt, maka hendaknya ia melihat orang yang memilki rasa takut. Jika ingin khusyu’ maka hendaknya ia melihat orang yang khusyu’. Manusia adalah magnet untuk dirinya dan orang lain. Manusia biasanya mencuri watak orang yang dilihatnya.”
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Sholatlah di belakang orang yang mengucapkan Laa ilaaha illalloh, dan sholatkanlah orang yang mengucapkan Laa ilaaha illalloh. (Hadits)” 
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Jika seseorang senantiasa taat, maka Allah swt akan memberinya rejeki. Allah swt tidak akan membiarkannya begitu saja tanpa harta. Allah swt telah memberi kalian rejeki, tapi kalian menghambur-hamburkan rejeki itu bukan pada tempatnya. Tunaikanlah kewajiban zakat, janganlah kalian kurangi.”
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Jika dalam hatimu terlintas bisikan buruk atau ajakan untuk bermaksiat, angkatlah kepalamu ke langit lalu ucapkan :”Allah….. dengan satu nafas. Perbuatan ini akan membakar dan menghapus dengan seketika bisikan-bisikan buruk dalam hati. Hikmah dari menengadahkan kepala ke langit adalah karena setan tidak dapat mendatangi manusia dari atas kepalanya. Allah Ta’ala berfirman : “Kemudian Saya (iblis) akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka.(QS Al-A’raf, 7:17). Allah swt tidak mengatakan bahwa iblis akan mendatangi mereka dari atas.”
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Habib Ahmad bin Hasan Al-Atthas selalu membaca surat Al-Waqiah di waktu Ashar. Beliau berkata :”Sayyidil Wujud (Nabi Muhammad saw) lah yang memerintahkanku untuk membacanya di waktu Ashar.” 
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas ).

Ulama

Wasiat Nasehat ( Ulama )

Orang-orang yang menjadi pimpinan para manusia adalah orang-orang yang bermurah hati dan bertaqwa, sedangkan di Akhirat nanti, yang mulia adalah orang-orang ahli agama, ahli keutamaan dan orang ahli ilmu yang bertaqwa, karena sesungguhnya Ulama adalah Ahli waris Para Nabi.
( Sayyidina Ali Zainal Abidin Ra )

“Jika aku melihat seseorang yang ahli hadits, seakan-akan aku melihat seseorang dari sahabat Nabi saw. Mereka telah menjaga untuk kita keaslian sunnah Nabi Muhammad saw, maka mereka berhak mendapat pujian dari kita. Dan fiqih adalah tuannya ilmu, karena dengannnya hadits dapat dipahami.”
( Imam Syafi’i )

“Satu hal yang dapat menyia-nyiakan orang yang berilmu dan yang dapat menghilangkan posisinya sebagai seorang ‘alim adalah ketika ia tidak mempunyai kawan.”
( Imam Syafi’i )

“Jangan sekali-kali kamu tinggal di suatu Negara atau tempat yang yang disana tidak ada orang yang ahli dibidang fiqih sebagai tempat kamu untuk menanyakan masalah agama, dan juga tidak ada dokter yang dapat menjelaskan kondisi kesehatanmu.”
( Imam Syafi’i )

“Kesia-siaan seorang Alim adalah ketika dia tidak mempunyai kawan, dan kesia-siaan seorang yang bodoh adalah pikirannya yang dangkal. Dan yang lebih sia-sia dari keduanya adalah seorang yang punya kawan namun tak berakal.”
( Imam Syafi’i )

“Kepandaian itu ada dalam masalah agama, bukan dalam masalah keturunan, kalau saja kepandaian diukur dalam masalah keturunan, maka tak ada satu orang pun yang cakap seperti Fatimah putri Rasulullah saw dan putri-putri beliau yang lain.”
( Imam Syafi’i )

“Besarnya rasa takut itu sesuai dengan kapasitas ilmunya. Tiada seorang alim pun yang ia takuti kecuali kepada Allah swt. Yang merasa aman akan marah Allah swt, dialah si-jahil. Yang merasa takut akan marah Allah swt, dialah si-arif.”
( Imam Syafi’i )

“Tiada aib dalam diri Para Ulama yang lebih buruk dari kesenangan mereka terhadap apa yang Allah swt perintahkan kepada mereka untuk berlaku zuhud terhadapnya.”
( Imam Syafi’i )

“Setiap orang yang berbicara dengan berlandaskan pada Al-Qur’an dan Al-Hadits itulah orang orang yang bersungguh-sungguh, sementara orang yang berbicara dengan tanpa landasan dari keduanya itu merupakan bualan saja.”
( Imam Syafi’i )

“Pesona para ulama adalah jiwa yang mulia dan sebagai penghias pengetahuan yang dimilikinya adalah wara’ ( menjauhkan diri dari sesuatu yang belum jelas ) dan berlaku bijak.”
( Imam Syafi’i )

“Suatu keharusan bagi orang yang ‘alim adalah zikir dari setiap aktifitasnya yang dengannya akan terjalin komunikasi antara dirinya dengan Allah swt.”
( Imam Syafi’i )

“Kefaqiran Ulama adalah ikhtiar ( usaha ) dan kefaqiran orang-orang bodoh adalah goncangan jiwanya.”
( Imam Syafi’i )

“Hendaklah ada bersama ahli fiqih seorang yang bodoh, sehingga ia dapat memberi pelajaran kepadanya.”
( Imam Syafi’i )

“Tingkat tertinggi para Ulama adalah ketaqwaan, perhiasan mereka adalah akhlaq mulia dan pesona mereka adalah jiwa yang agung.”
( Imam Syafi’i ).

amal

Wasiat Nasehat ( A'mal )

أفضل الأعمال الحبّ فى اللّه والبغض فىاللّه تعالى. ( رواه ابو داود وعن أبى ذر ) 

"Amal yang sangat utama adalah cinta dan benci karena Allah Ta'ala."

لافضل لعربيّ على عجميّ ولا لعجميّ على عربيّ إلاّ بالتّقوى. ( الحديث ) 
"Tiada kelebihan bagi orang Arab atas orang Ajam ( bukan Arab ), dan tiada kelebihan orang Ajam atas orang Arab kecuali taqwanya.
( Al-Hadits )

”Orang beriman yang bergaul dengan masyarakat dan sabar menanggung gangguannya, lebih baik daripada orang yang tidak bergaul dengan masyarakat dan tidak pula sabar menghadapi gangguannya.”
( HR Ibnu Majah dan Ahmad )

"Kebaikan bukanlah memiliki harta melimpah dan anak banyak. Akan tetapi, kebaikan adalah jika amalmu banyak, ilmumu luas dan engkau tidak menyombongkan diri kepada orang lain dengan ibadahmu kepada Allah swt. Jika berbuat baik, engkau segera bersyukur kepada Allah swt dan jika berbuat buruk segera memohon ampun kepada-Nya. Di dunia ini tidak ada kebaikan, kecuali bagi orang berikut :
1. seorang yang banyak berbuat dosa kemudian bertobat dan memperbaiki segala kesalahannya.
2. seorang yang senantiasa bergegas untuk melakukan berbagai amal kebajikan
( Sayyidina Imam Ali bin Abi Thalib kw ) 

“Ada 4 perkara yang barangsiapa memilikinya, niscaya imannya menjadi sempurna, dosa-dosanya diampuni dan ia akan berjumpa dengan tuhannya dalam keadaan ridlo kepadanya, yaitu barangsiapa yang mau menepati karena Allah swt, terhadap apa yang diwajibkan Allah swt atas dirinya untuk para manusia, lisannya selalu berkata jujur kepada para manusia dan ia bersikap malu terhadap segala perbuatan jelek menurut pandangan Allah swt dan para manusia, serta ia selalu berbudi pekerti yang baik kepada para keluarganya.”
( Sayyidina Ali Zainal Abidin Ra )

“Amal yang paling utama disisi Allah swt adalah sesuatu yang dilakukan menurut sunnah Rasulullah saw.”
( Sayyidina Ali Zainal Abidin Ra )

“Orang yang berhati hasud (dengki) tidak akan meraih kemuliaan dan orang yang suka dendam, akan mati merana. Sejelek-jeleknya saudara adalah yang selalu memperhatikan dirimu ketika kamu kaya dan ia menjauhi kamu, ketika kamu dalam keadaan melarat. Bersikap rela terhadap taqdir Allah swt yang tidak menyenangkan adalah merupakan martabat yang tinggi.”
( Sayyidina Ali Zainal Abidin Ra )

“Pekerjaan terberat itu ada tiga ; Sikap dermawan di saat dalam keadaan sempit; Menjauhi dosa di kala sendiri; Berkata benar di hadapan orang yang ditakuti.”
( Imam Syafi’i )

“Kebaikan itu ada di lima perkara : kekayaan hati, bersabar atas kejelekan orang lain, mengais rezeki yang halal, taqwa, dan yakin akan janji Allah swt.”
( Imam Syafi’i )

“Tidak ada seorangpun yang hidup dengan tanpa adanya orang yang dicintai dan orang yang dibenci, kalau memang demikian realitasnya, maka hendaknya ia senantiasa bersama orang-orang yang taat kepada Allah swt.”
( Imam Syafi’i )

“Jika telah ada akar yang tertanam dalam kalbu, maka lidah akan berperan sebagai pemberi kabar cabangnya.”
( Imam Syafi’i )

“Jikalau seseorang dari kalian berusaha dengan sungguh-sungguh untuk mencapai keridhaan setiap orang, niscaya ia tidak akan menemukan jalannya; maka hendaklah seorang hamba mengikhlaskan amalannya ke haribaan Allah swt.”
( Imam Syafi’i )

“Tidak ada yang tahu tentang riya, kecuali orang yang ikhlas.”
( Imam Syafi’i )

“Keutamaan itu ada empat : 
Pertama : hikmah, dan penopangnya adalah pemikiran.
Kedua : iffah ( menjaga harga diri ), dan penopangnya adalah syahwat.
Ketiga : kekuatan, penopangnya adalah kemarahan.
Keempat : adil, penopangnya adalah kekuatan jiwa.
( Imam Syafi’i )

“Barangsiapa yang tidak dimuliakan karena ketaqwaannya, maka dia tidak memiliki harga diri.”
( Imam Syafi’i )

“Barangsiapa berhias diri dengan kebatilan, maka Allah swt akan membuka penutup kejelekannya.”
( Imam Syafi’i )

“Orang yang selalu menjaga dirinya akan senantiasa bersungguh-sungguh.”
( Imam Syafi’i )

"Empat hal berikut mebghapus agama kalian :
1. Kalian tidak mengamalkan apa yang kalian ketahui.
2. Kalian mengamalkan apa yang tidak kalian ketahui.
3. Kalian tidak mau mempelajari apa yang tidak kalian ketahui, maka selamanya kalian bodoh.
4. Kalian mencegah orang lain untuk mempelajari apa yang tidak mereka ketahui.
( Sayyidina Syekh Abdul Qadir Jailany )


“Kembalilah dari menentang Allah swt, maka engkau menjadi Ahli Tauhid. Berbuatlah sesuai dengan rukun-rukun Syara’, maka engkau menjadi Ahli Sunah. Gabungkanlah keduanya, maka engkau menuju kesejatian.”
( Sayyidina Syekh Abul Hasan Ali Asy Syazili )

“Kebaikan seluruhnya bersumber sedikit bicara ( tidak berbicara yang jelek didalam bertafakur tentang Ilahi dan ciptaannya terkandung banyak rahasia.”
( Al-Imam Auliya Al-Habib Abdullah bin Abu Bakar Al-Aydrus )

“Jangan kau abaikan sedekah pada setiap hari sekalipun sekecil atom; perbanyaklah baca Al qur ‘an setiap siang dan malam hari.”
( Al-Imam Auliya Al-Habib Abdullah bin Abu Bakar Al-Aydrus )

“Ciri-ciri orang yang bahagia adalah mendapatkan taufik dalam hidupnya, banyak ilmu dan amal serta baik perangi maupun tingkah lakunya.”
( Al-Imam Auliya Al-Habib Abdullah bin Abu Bakar Al-Aydrus )

“Orang yang berakal adalah yang diam (tidak bicara sembarangan)”
( Al-Imam Auliya Al-Habib Abdullah bin Abu Bakar Al-Aydrus )

“Orang yang takut pada Allah swt adalah orang yang banyak sedih (merasa bersalah)”
( Al-Imam Auliya Al-Habib Abdullah bin Abu Bakar Al-Aydrus )

“Berbagai hakikat tidak akan diperoleh kecuali dengan meninggalkan berbagai penghalang.”
( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

“Dalam Qanaah terdapat ketenteraman dan keselamatan; dalam tamak terdapat kehinaan dan penyesalan.”
( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

“Orang yang arif melihat aib-aib dirinya; sedang orang yang lalai melihat aib-aib orang lain.”
( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

“Orang yang arif adalah yang mengenal dirinya, sedangkan orang jahil adalah yang tidak mengenal dirinya.”
( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

“Beristiqamahlah kalian dalam setiap amal, karena para Ahli kasyaf sekalipun semua bermohon kepada Allah swt agar mereka diberikan kekuatan dalam beristiqamah agar mereka tidak jatuh dalam keadaan terhijab darinya.”
( Sayyidina Syekh Abu Bakar bin Salim Ra )

“Tentang Sabda Rasulullah SAW :

“Seseorang adakalanya beramal kebajikan-kebajikan sampai antara ia dengan surga hanya tinggal sejengkal, tetapi dalam ketentuan Ilahi, ia ditetapkan sebagai penghuni neraka, sehingga ia melakukan perbuatan-perbuatan amal penghuni neraka, sampai ia masuk neraka. Seseorang adakalanya beramal kejahatan-kejahatan sampai antara ia dengan neraka hanya tinggal sejengkal, tetapi dalam ketetapan Ilahi, ia ditetapkan sebagai calon penghuni surga, maka ia beramal penghuni surga, sampai ia masuk surga.”

Pendapat Habib Umar Al Attas tentang sabda Nabi SAW diatas :

“Seseorang yang selalumengerjakan amalan ahli surga, kebanyakannya akan masuk ke dalam surga; sebab perbuatan lahiriyah adalah lambing perbuatan batiniyah, jika ia masuk ke dalam neraka, maka hal itu jarang sekali. Hal itu seperti orang yang jatuh dari tempat yang tidak terlalu tinggi, tentunya orang itu tidak akan berbahaya. Demikian pula seorang yang melakukanamal-amal ahli neraka, kebanyakannya ia akan masuk ke dalam neraka; tetapi jika ia masuk ke dalam surga, maka hal itu jarang sekali terjadi. Hal itu seperti orangyang jatuh dari puncak gunung, kebanyakan akan wafat”
( Imam Qutbil Anfas Habib Umar bin Abdurrahman Al-Aththas )

“Seorang yang melakukan amal kebajikan tetapi ia suka makan yang diharamkan, maka ia seperti seorang yang mengambil air dari tempayan yang datar, tidak akan memperoleh pahala sedikitpun.
( Imam Qutbil Anfas Habib Umar bin Abdurrahman Al-Aththas )

“Hendaknya orang-orang yang menghendaki keselamatan Akhirat meninggalkan tidurnya, demi untuk mendapatkan siraman rahmat di malam hari.”
( Imam Qutbil Anfas Habib Umar bin Abdurrahman Al-Aththas )

Kebanyakan orang, jika tertimpa musibah penyakit atau lainnya, mereka tabah dan sabar; mereka sadar bahwa itu adalah qodho dan qodar Allah SWT. Tetapi jika diganggu orang, mereka sangat marah. Mereka lupa bahwa gangguan-gangguan itu sebenarnya juga qodho dan qodar Allah SWT, mereka lupa bahwa sesungguhnya Allah SWT hendak menguji dan menyucikan jiwa mereka.
Rasulullah bersabda : 
“Besarnya pahala tergantung pada beratnya ujian. Jika Allah SWT mencintai suatu kaum, ia akan menguji mereka. Barang siapa ridho, ia akan memperoleh keridhoannya; barang siapa tidak ridho, Allah SWT akan murka kepadanya.” ( HR Thabrani dan Ibnu Majah )
( Imam Qutb Irsyad Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad )

“Sesungguhnya aku tidak ingin bercakap-cakap dengan masyarakat, aku juga tidak menyukai pembicaraan mereka, dan tidak peduli kepada siapapun dari mereka. Sudah menjadi tabiat dan watakku bahwa aku tidak menyukai kemegahan dan kemasyhuran. Aku lebih suka berkelana di gurun sahara. Itulah keinginanku; itulah yang kudambakan. Namun, aku menahan diri tidak melaksanakan keinginanku agar masyarakat dapat mengambil manfaat dariku.”
( Imam Qutb Irsyad Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad )

"Engkau hendaknya berpikir untuk melakukan amal sebaik mungkin, bukan sebanyak mungkin. Banyak amal jika tidak dilakukan dengan baik adalah seperti pakaian yang banyak jumlahnya, tetapi harganya murah harganya. Sedangkan sedikit amal tetapi berkualitas ( dikerjakan dengan baik ) adalah seperti sedikit pakaian tetapi mahal harganya.
Amal yang berkualitas ( dikerjakan dengan baik ) adalah seperti sebuah intan berlian, kecil bentuknya tetapi mahal harganya. Orang yang menjadikan hatinya selalu ingat kepada Allah swt dan berjuang untuk melindungi hatinya dari pengaruh hawa nafsu, maka itu lebih utama daripada banyak melakukan shalat dan puasa sunah ( tetapi hatinya dikuasai hawa nafsu ).
Orang yang melakukan shalat dengan hati lalai adalah seperti seseorang yang menghadiahkan seratus peti kosong kepada seorang raja, tentunya sang raja akan marah dan selalu mengingat perbuatan buruknya ini.
Sedangkan orang yang shalat dengan hati yang hadir ( khusyuk ), adalah seperti seorang yang menghdiahkan sebutir intan berlian seratus dinar kepada seorang raja, sang raja pun akan mengingat dan memujinya selalu."
( Ibnu 'Atha illah Askandari )

“Tak ada derajat yang lebih tinggi daripada prasangka baik. Karena di dalam prasangka baik terdapat keselamatan dan keberuntungan. Didalam keluasan rahmat Allah swt sirnalah amalmu seperti amal setiap mahluk. Di dalam rahasia Allah swt swt, yang dititipkan pada mahluk-Nya, terdapat sesuatu yang mengharuskan untuk berkeyakinan bahwa semua mahluk adalah Aulia.”
( Imam Qutb Al-Arif billah Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi )

“Keteguhan yang sempurna berbeda-beda. Keteguhan dalam perkataan berbeda dengan keteguhan dalam perbuatan. Keteguhan perbuatan berbeda dengan keteguhan dalam beramal. Keteguhan dalam beramal berbeda dengan keteguhan dalam mencari. Keteguhan dalam mencari berbeda dengan keteguhan dalam apa yang dicari. Sedangkan hakikatnya, secara utuh dan merupakan kedudukan yang terakhir, adalah tidak memalingkan pandangan dari Allah swt sekedip mata pun, bahkan yang lebih cepat dari itu.”
( Imam Qutb Al-Arif billah Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi )

“Amal dan niat saleh akan menyebabkan timbulnya kewibawaan pada diri seseorang. Ia akan tampak beda dengan orang lain, ucapannya didengar dan bermanfaat. Sebaliknya, amal dan niat buruk akan menyebabkan pelakunya diselimuti kegelapan”
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Barang siapa mengerjakan segala sesuatu dengan sempurna, maka Allah SWT akan menyempurnakan urusannya. Dan barang siapa mengerjakan segala sesuatu sembarangan, maka Allah SWT pun akan mengabaikan urusannya.”
Rasulullah bersabda :
“Sesungguhnya jika ada seorang hamba mengerjakan sebuah amal, Allah SWT senang jika ia mengerjakan secara sempurna”( HR.Abu Ya’la)
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Manusia punya dua sayap yang dapat ia gunakan untuk terbang ke tempat yang mulia, yaitu Niat dan Himmah ( semangat, tekad ). Sedangkan penghuni zaman ini berpijak pada salah satu diantara keduanya. Ada yang memiliki niat, tapi tidak memiliki himmah. Ada yang himmahnya besar, tapi belum memiliki niat. Jika seseorang punya niat, kemudian memperoleh himmah, maka Allah swt akan memperhatikannya dan akan menyampaikannya pada tujuan. Niat itu sebelum himmah dan himmah sebelum amal.”
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Thoriqoh salaf Alawiyin adalah zhohirnya Ghazaliah dan bathinnya Syazaliah. Jika seseorang berkonsentrasi pada amal, maka ia akan mengerjakan amal tanpa ruh. Namun, jika ia meninggalkan amal dan banyak berharap kepada Allah swt, ia akan miskin amal saleh.”
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Barang siapa mendahulukan ikhlas sebelum amal, maka ia tidak akan bisa beramal. Tapi hendaknya ia beramal, kemudian menuntut dirinya untuk ikhlas. Seseorang tidak seharusnya menuntut kesempurnaan, baik dari dirinya sendiri maupun orang lain. Sebab jika ia menuntut kesempurnaan dari dirinya, ia tidak akan beramal. jika ia menuntut kesempurnaan dari orang lain, ia tidak akan memandang mulia seorang pun, ia bahkan akan memandang rendah semua orang.”
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Orang yang berharta, hendaknya banyak berderma dan bersedekah di jalan Allah swt. Yang berilmu, hendaknya mencurahkan semua tenaganya untuk mengajar. Yang mempunyai kedudukan, hendaknya berusaha mendamaikan orang-orang yang dizalimi. Yang berdagang dan menekuni pekerjaan lainnya, hendaknya jujur kepada kaum muslimin dan melakukan pekerjaannya dengan sempurna.”
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaknya memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah swt kepadanya. Allah swt tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang Allah swt berikan kepadanya. Allah swt kelak akan memberikan kelapangan sesudah kesempitan.(QS Ath-Thalaq, 65:7).
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Hanya prasangka baik kepada Allah swt dan hamba-hambanyalah yang dapat membuka pintu-pintu kebajikan. 
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Dua hal yang tidak ada sebuah kebaikan pun yang dapat mengungguli keduanya, yaitu prasangka baik kepada Allah swt dan prasangka baik kepada makhluk Allah swt. Dan dua hal yang tidak ada sebuah keburukan yang dapat mengunggulinya, yaitu prasangka buruk kepada Allah swt dan prasangka buruk kepada makhluk Allah swt.” (Al-Hadits)
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Jika kau memandang seorang yang saleh dan istiqomah, khusyu’ dan wara’, lalu kau bandingkan akhlaqmu dengan akhlaqnya. Amalmu dengan amalnya, keadaanmu dengan keadaannya; maka kau akan mengetahui aib dan kekuranganmu. Setelah itu akan mudah bagimu untuk memperbaiki ucapan dan perbuatanmu yang salah, lahir maupun batin. Itulah sebabnya kita dianjurkan untuk bergaul dengan orang-orang yang saleh dan mulia, serta dilarang bergaul dengan selain mereka. Sebab watak seseorang akan mencuri watak orang lain. Jika tidak kau temukan teman duduk yang saleh, pelajarilah buku, sifat, riwayat hidup dan semua prilaku kaum sholihin.”
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

“Ada dua orang yang tidak boleh kau pegang pendapatnya, yaitu orang yang selalu mengikuti kata hatinya dan orang yang tidak melaksanakan pendapatnya sendiri.”
( Imam Qutb Habib Ahmad bin Hasan Al-Aththas )

"wahai Sadara-saudaraku, dengarkanlah apa yang dikatakan Habib Ali! Beliau meminta kepada kita untuk selalu meluangkan waktu menghadiri majlis-majlis semacam ini ( ta'lim, Zikir )! Ketahuilah bahwa menghadiri suatu majlis yang mulia akan dapat menghantarkan kita kepada suatu derajat yang tidak dapat dicapai oleh banyaknya amal kebajikan yang lain. Simaklah apa yang dikatakan guruku tadi!".