Rabu, 15 Mei 2013
meraih hakikat tidak lepas dari syariat "jalan"
Menurut Imam al-Jailani seseorang bisa disebut sebagai ahl-al-haq wa al-wusul
hanya jika lahirnya berpegang teguh pada syariat yang benar, baik
perintah maupun larangan dan batinnya senantiasa bertindak sesuai bashirah. Dengan bashirah
itulah ia senantiasa melihat teladannya, yakni Rasulullah saw, sehingga
pada posisinya kemudian, Nabi saw menjadi perantara antara Allah Ta’ala
dengan ruhani serta jasmaninya. Dari keadaan ini ia akan mendapatkan
petunjuk bagi dirinya dan bagi murid-murid yang menempuh jalan spiritual
sehingga mereka melakukan perjalanan spirtualnya tidak dalam keadaan
buta. Pada posisi inilah terdapat tanda-tanda keistimewaan yang hanya
bias ditemukan oleh sedikit orang
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar