Arif, seorang anak yg masih duduk di
bangku TK. Arif tinggal di sebuah PERUMNAS sederhana bersama Ayah, Ibu
dan seorang kakak perempuan yg duduk di kelas V SD. Ayah Arif bekerja
sebagai tukang ojek di depan Pasar, sedangkan Ibunya menjaga warung
yang tidak begitu besar di rumahnya.
Alkisah Kakak Arif sudah beberapa bulan
ini keluar masuk RS, dengan keluhan sering pusing bahkan sampai
pingsan. Sudah cukup besar biaya yang Ayah Ibu keluarkan untuk
kesembuhan kakak Arif. Tepat saat tabungan Orangtua Arif sudah habis,
mereka mendapat kepastian dari RS bahwa Kakak Arif menderita Tumor di
otaknya. Dan harus segera di operasi. Tentu saja biaya operasi tidaklah
murah. Sedangkan Orangtua Arif sudah tiada tabungan maupun hartabenda
yg bisa dijual untuk biaya Operasi kakak Arif.
Pada suatu malam,
"Bagaimana ini Bu .... ?", tanya Ayah kepada Istrinya.
"Ya bagaimana lagi ..... anak kita
memang harus segera di operasi .... namun kita tak mampu membayar
biayanya.". Jawab Istrinya pelan.
"Baiklah mari kita berdo'a .... semua kita serahkan kepada Yang Gawe Urip saja", balas Ayah dengan pasrah.
"Hanya ke ajaiban yang bisa menyembuhkan anak kita", Gumam Ibunya Arif.
Dari balik selimutnya Arif mendengar
semua pembicaraan kedua Orangtuanya. Arif sangat menyayangi kakaknya,
dia tampak sedih mendengar apa yang Orangtua bicarakan mengenai sakit
kakaknya, namun sekejap kemudian Arif tersenyum dan tertidur pulas.
Keesokan harinya sepulang sekolah Arif
langsung berlari ke Kamarnya. Arif mengambil celengan kaleng yang
berisi uang receh sisa uang jajannya yang setiap hari Arif sisihkan.
Dengan hati-hati Arif mengeluarkan semua uang tabungannya, dan dengan
cermat ia menghitungnya. Semuanya ada 99 ribu rupiah. Lalu Arif berlari
ke Apotek yang tidak jauh dari tempat tinggalnya. Sesampai di Apotek
yang kebetulan agak sepi hanya ada satu pengunjung yang sedang
berbincang dengan petugas jaga Apotek itu. Arif diam di depan etalase
Apotek, dia menunggu petugas itu selesai berbicara dengan seorang
pengunjung. Cukup lama Arif menunggu, lalu Arif dengan uang koin yang
dibawanya mengetuk-ngetuk kaca etalase untuk mencari perhatian. Akhirnya
petugas jaga apotek itupun menoleh ke Arif dan menegurnya.
"Ada apa Dik... ?..... ini saya sedang bicara dengan saudara saya dari Jakarta." tegur petugas Apotek itu.
"Ini Tante..... ini juga tentang saudara saya.... tentang Kakak saya yang sedang sakit." jawab Arif.
"Dan saya ingin membeli keajaiban untuk mengobati sakit Kakak saya agar bisa sembuh...." Lanjut Arif.
"Maaf adik kecil..... kami tidak
menjual keajaiban .... sekali lagi maaf kami tidak bisa membantu." kata
petugas Apotek itu dengan nada agak kesal.
"Tapi saya punya uang ..... dan saya mampu membayar keajaiban itu untuk mengobati kakak saya."
Lalu, laki-laki saudara petugas apotek
yang tadi ngobrol tiba-tiba mendekati Arif. Sambil membungkukkan
badannya Ia bertanya kepada Arif. "Keajaiban macam apakah yang
diperlukan untuk kesembuhan kakakmu ...?" tanyanya.
"Saya tidak tahu ...." Jawab Arif
dengan mata yang berkaca-kaca. "Saya hanya tahu kakak saya sakit parah,
Ayah bilang kakak harus dioperasi, tetapi ayah tak punya uang untuk
membayar operasi itu. Dan Ibuku bilang bahwa hanya keajaiban yang bisa
menyembuhkan kakakku. Jadi saya mengambil seluruh uang tabunganku untuk
membeli keajaiban itu"
"Berapa banyak uang tabungan yang kamu miliki ?"
"Ini semua ada Rp. 99.000,-" Sambil Arif menyodorkan uangnya yang dia bungkus dengan kantong plastik.
"Ah ....kebetulan sekali itu harga yang
pas untuk seuah keajaiban". Laki-laki itu menerima uang dari arif,
lalu menggandeng tangan Arif sambil berkata.
"Baiklah ayuk tunjukkan dimana rumahmu,
aku ingin tahu dan melihat kakakmu serta bertemu dengan kedua
orangtuamu, agar segera kita ketahui keajaiban macam apa yang kakakmu
butuhkan".
Ternyata laki-laki itu seorang Dokter
Spesial bedah syaraf dari jakarta yang baru pindah tugas di salah satu
Rumah Sakit di Jogja. Operasi kakak Arif pun segera dijalankan. Dan
semua biaya, Dokter itu yang menanggungnya. Operasi berjalan lancar,dan
beberapa hari kemudian Kakak Arif sudah diperbolehkan pulang. Orangtua
Arif menghadap Dokter yang mengoperasi untuk minta surat pengantar
pulang.
"Terimakasih dokter... berkat Dokter anak kami bisa tertolong" kata Ibu Arif
"Iya sama-sama ... saya hanya menjalankan tugas saja"
"Ini betul-betul suatu keajaiban ........ lalu berapa semua biayanya Dok ?" tanya Ayah Arif.
"Keajaiban ini seharga Rp. 99.000,-
ditambah rasa Cinta dan Kasih Sayang yang tulus. Dan semua sudah
dibayar dengan uang tabungan Arif." Kemudian Dokter itu bercerita awal
mula ia bertemu Arif.
Ayah dan Ibu Arif hanya bisa menangis mendengar cerita dokter itu. Mereka memeluk erat Arif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar