Selasa, 29 Maret 2011

Gelisah

Huh... Ah... kenapa sih... biasanya terlontar kata-kata yg kurang mengenakkan didengar atau barang kali sedikit sensi juga. "Gelisah" siapa yang tak pernah merasakannya? saya rasa semua orang pernah merasakannya. Terkadang rasa ini muncul dari banyak hal. Gelisah yang kita rasakan dapat terjadi karena beberapa hal. Yang menjadi penyebab seseorang mengalami kegelisahan, yaitu disebabkan karena ; cinta dunia, kurang ilmu, senang maksiat, malas ibadah.
  1. Cinta Dunia, salah satu ciri dari orang yang cinta dunia adalah selalu mengejar yang belum ada dan yang ada tidak ternikmati. Ia hanya mengingat yang tidak dimilikinya. Sehingga tentu saja akan selalu gelisah dan cape dalam hidupnya. Batinnya terasa kosong. Dan belum lagi ciri yang lainnya dari pecinta dunia ini takut kehilangan. Sudah tidak menikmati yang ada, dia takut kehilangan. Ia merasa yang ada pada dirinya adalah sepenuhnya milik dia. Tidak merasa titipan Allah. Sehingga selalu khawatir apa yang dimilikinya hilang. Seseorang yang cinta dunia dapat didengar dari obrolannya sehari-harinya, ia biasa membicarakan urusan dunia saja setiap harinya seperti mobil, rumah, sinetron, bisnis, kedudukan, dan aksesoris keduniaan lainnya tanpa dihubungkan dengan akhirat. Seolah-olah dunia ini akan kekal selama-lamanya. Akhirat tidak ia bicarakan dalam obrolan sehari-harinya.
  2. Kurang Ilmu, "barang siapa yang ingin dunia maka harus dengan ilmu, barang siapa yang ingin akhirat harus dengan ilmu, dan barang siapa yang ingin kedua-duanya harus dengan ilmu" itulah pesan dari Rosulullah SAW. Seseorang yang kurang ilmu akan susah hidupnya. Ia tidak tahu tujuan hidup dan harus bagaimana menjalani kehidupan ini.  Orang-orang yang kurang ilmu biasanya anti mengeluarkan biaya untuk ilmu.
  3. Senang Maksiat, hati manusia bagaikan cermin. Dan ibarat kotoran yang melekat pada cermin. Semakin banyak melakukan maksiat, maka hati akan tertutupi oleh banyak kotoran. Hati menjadi buta, tertutup oleh aneka kotoran maksiat. Sehingga hati gelap dan sempit. Hati kita gelisah dan gundah gulana. Akan kembali bersih dan sehat jika kita membersihkannya dengan taubat. Taubat akan menghapus kotoran yang mengotori.
  4. Malas Ibadah, ciri awal dari orang yang malas ibadah adalah dengan menunda-nunda yang wajib dan meninggalkan yang sunnah. Dikarenakan hati hanya bisa tenang dengan mengingat Allah (dzikrullah), maka semakin malas ibadah akan membuat hati menjadi semakin tidak tenang. Semakin kita cepat memperbaiki ibadah-ibadah kita, maka hati akan cepat pula mandapatkan ketenangan.      
       Disini saya mengajak teman-teman semua tuk dapat mengatasi gelisah itu. Ada beberapa hal yang menyebabkan kita gelisah. "Ketenangan" merupakan faktor yang mendukung yang dapat menjadi acuan agar kita dapat mengontrol emosi kita. Gelisah dapat kita atasi dengan kiat-kiat tertentu. Kiat untuk mengatasi gelisah ; memahami hakikat kehidupan manusia, petakan masalah, mendatangi majelis ilmu, tafakur, melihat kebawah, tidak putus asa, memperbaiki hubungan dengan Allah SWT.
  1. Memahami Hakekat Kehidupan Dunia, Rosulullah SAW bersabda : "Dunia adalah penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir" (H.R. Muslim). Seorang mukmin mengetahui bahwa kesedihan, kesengsaraan, kegelisahan dan kesusahan-kesusahan diberikan Allah untuk menguji manusia. Jika aneka ujian itu dihadapi dengan penuh kesabaran dan kegigihan, selain dapat meningkatkan derajat keimanan seseorang, juga akan menghapuskan dosa-dosanya di dunia. Rosulullah SAW bersabda : "Seorang hamba yang mukmin beristirahat dari segala kesedihan dan cobaan duniawi tatkala menghadapi kerahmatullah (meninggal dunia), dan seorang hamba yang durhaka ketika mati akan dijadikan tempat istirahat bagi hamba-hamba, negara, pohon dan hewan" (H.R. Bukhari)
  2. Petakan Masalah, ada seseorang yang sering gelisah dikarenakan biasa bangun terlambat. Sehingga terkadang datang ke sekolah terlambat. Beberapa kali dihukum dan bahkan pernah dipanggil oleh guru bagian kedisiplinan. Dijalan, saat menunggu angkot yang belum  juga lewat, sangat resah. Apalagi saat angkot sudah datang tetapi tidak langsung pergi karena menunggu penumpang yang lain. Hubungan dengan beberapa guru menjadi kurang baik. Dan khawatir berpengaruh pada prestasi di sekolah, setelah dipetakan dan ditelusuri sebabnya menjadi jauh lebih mudah dan sederhana, ternyata sebab utamanya adalah siswa tersebut tidurnya jadi larut malam semenjak dikamarnya ada TV. Oleh sebab itu langkah yang paling tepat adalah mengeluarkan TV dari kamar. Sehingga saat gelisah, petakanlah masalah. Mulailah membuat catatan tentang kegiatan-kegiatan kita. Langkah selanjutnya pilih dan pilah antara kegiatan yang berjalan baik dan masih bisa dikontrol, dengan kegiatan-kegiatan lain yang bermasalah dan menjadi penyebab keresahan kita. Setelah terpetakan dengan baik, mulailah mengobati penyebab keresahan-keresahan kita berdasarkan prioritas.
  3. Mendatangi Majelis Ilmu, salah satu penyebab seseorang gelisah adalah kurang bertambah ilmu, sedangkan setiap hari masalah kian kompleks dan sulit. Jika kecepatan pertambahan ilmu tidak sebanding dengan meningkatnya masalah, maka ia rentan terkena kegelisahan. Mendatangi majelis ilmu dan mengkomunikasikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi kepada orang berilmu yang akan memberikan jalan keluar. Seperti kebiasaan para sahabat yang sering mengadukan permasalahan mereka kepada Rosulullah.
  4. Tafakur, dalam syair Imam Ali bin Abi Thalib dikatakan "Obatmu terdapat dalam dirimu, namun kamu tidak menyadarinya. Penawar berasal dari dirimu, namun kamu tidak mengetahuinya. Engkau mengira dirimu satu benda yang kecil, padahal dalam dirimu termuat alam yang besar." Setiap orang mengalami masa-masa sulit, namun dalam masa-masa sulit ada orang yang menyikapinya dengan tenang dan sebaliknya ada yang menyebabkan seseorang gelisah. Dengan mentafakuri diri, menurut Imam Ali bin Abi Thalib manusia akan mendapatkan jalan keluar dari permasalahannya.
  5. Melihat Kebawah, Rosulullah SAW bersabda : "Lihatlah kepada orang-orang yang berada dibawahmu, dan janganlah kamu melihat orang-orang yang berada diatasmu, sesungguhnya hal itu lebih patut kamu lakukan, agar kamu tidak mengkufuri nikmat Allah SWT yang telah diberikan kepadamu" (H.R Tirmidzi). Kaitannya dengan cobaan Rosulullah SAW bersabda : "Para nabi, kemudian orang terbaik setelah mereka secara berurutan (sesuai dengan tingkat keimanan mereka). Maka seorang hamba dicoba sesuai dengan kadar kekuatan agamanya, jika agamanya kuat, maka cobaannya berat, dan jika agamanya tipis, maka akan dicoba sesuai kekuatan agamanya. Sehingga ia berjalan dimuka bumi ini dengan tidak membawa dosa (kesalahan)" (H.R Tirmidzi).
  6. Tidak Putus Asa, Allah SWT berfirman : "Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan" (Q.S. Al-Insyirah: 5-6). Berputus asa hukumnya haram bagi setiap muslim. Yakinlah bahwa kesulitan kita akan berakhir. Malam akan berganti siang, semakin pekat malam semakin dekat fajar akan muncul. Semakin pelik suatu masalah adalah ciri akan segera berakhirnya masalah. Diungkapkan bahwa satu kesulitan akan membawa dua kemudahan. Nabi Muhammad SAW berwasiat kepada Ibnu Abbar r.a yang isinya : "Ketahuilah sesungguhnya kemenangan itu diperoleh dengan bersabar, kelapangan itu datang setelah kesempitan dan setelah kesulitan itu ada kemudahan" (H.R Ahmad).
  7. Memperbaiki Hubungan Dengan Allah SWT, "barang siapa memperbaiki hubungan dengan Allah SWT, maka Allah akan memperbaiki hubungannya dengan sesama manusia. Dan barang siapa memperbaiki urusan akhiratnya maka Allah akan memperbaiki urusan dunianya." Demikian kata-kata mutiara dari Ali bin Abi Thalib. Dalam Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 186, Allah SWT berfirman : "Dan apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah)Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar