Hallo
pak Aji. Pengen ngobrol niy ???
“aku ingin curhat.” Ia membuka percakapan.
“Ada apa? Curhatlah.”
“Aku dimarahi suamiku.” Katanya
“Hah? Baru empat hari menikah udah dimarahi? Kok
bisa?” Saya sangat terkejut. Tentu saja. Sahabat saya ini baru menikah empat
hari yang lalu. Tetapi dia sudah kena marah suaminya. Bukankah selama ini kebiasaan
pengantin baru yang saling mencintai akan mesra dalam waktu yang lama?
“Iya, bahkan suamiku bilang, aku tidak patuh,
aku berdosa.” Lanjutnya. “Dia juga berkata, ‘mau aku nikah lagi?’”
“Alasannya?”
“Aku mendorong tubuhnya saat dia mendekatiku.”
Sahutnya tersipu.
“Kenapa?”
“Rasanya sangat sakit. Aku tidak bisa
menahannya. Jadi aku tidak mau.”
Ouw… Okay.
Saya tertawa, tetapi juga prihatin. Kasihan
suaminya. Padahal seorang pria ketika sudah berada dipuncak keinginannya, akan
sangat sulit mengendalikan birahinya.
Pernah saya membaca sebuah tulisan yang
berbunyi, ‘Malam pertama juga dapat menentukan kepuasan malam-malam berikutnya
bagi pasangan suami istri.’ Saya tidak sepenuhnya setuju dengan uangkapan
tersebut, tetapi jika melihat kasus yang terjadi pada sahabat saya di atas, ada
ancaman dan kekecewaan di sana. Ini karena mereka sadar telah gagal melakukan
hubungan di malam pertama mereka.
“kenapa nggak bilang kalo hubungan intim itu
sakit?”
“Sakit itu hanya sementara.”
“Tapi sakit banget.”
“Ya tentu, sakit. Sangat sakit. Ibarat selembar
kulit disayat hingga berdarah-darah. Tentu sakit. Bahkan tubuh kita akan tetap
sakit selama tiga sampai empat hari setelah itu.”
Ouw…!
Tetapi teman, apakah engkau tahu bagaimana
rasanya sakit saat melahirkan? Kata mereka yang pernah melahirkan, sakitnya
adalah seribu rasa yang dijadikan satu. Karena itulah Allah memberikan reward
yang sangat mulia bagi wanita yang meninggal karena melahirkan. Syahidah.
Jadi, sakit karena robeknya selaput dara
tidaklah seberapa jika dibanding melahirkan kelak. Jika semua diniatkan ikhlas
karena Allah, semua akan menjadi kebanggaan ketika wanita berhasil menyerahkan
mahkota paling berharganya kepada suami tercintanya. Yakinlah…, pahala Allah
juga sangat besar yang disediakan untuk itu.
Jika sakit yang sebentar dan disusul dengan
nikmat saja kita takut, lalu akan bagimana menghadapi sakit saat melahirkan
nanti?
“Aku gak kuat.”
“Apakah dia tidak melakukan perangsangan lebih
dulu?”
“Tidak. Dia masih culun.” Hmm… dengan kasus
seperti, ini pria juga tidak boleh begitu saja menyalahkan istri. Karena dia
turut bertanggungjawab, atas kesiapan mental seorang istri. Pria turut berperan
dalam membentuk rasa sakit atau nikmat yang dirasai seorang istri saat
melakukan hubungan intim. Seharusnya dia tahu itu.
Lalu, bagaimana?
Lakukanlah seperti yang diajarkan Rasulullah.
Wudhu, sholat dua rakaat bersama, berdoa, minum susu segelas berdua. Mengecup
lembut kening istri, dan mulailah dengan foreplay, untuk menumbuhkan hasrat wanita agar siap
melakukannya.
Dia mungkin akan tetap gemetar dan takut. Dia
juga dapat melukaimu dengan kuku-kuku jarinya yang menancap di kulitmu. Tetapi
jika pria pandai memainkan birahinya dengan rangsangan yang tak terputus, Insya
Allah semua akan berjalan dengan baik dan lancar. Membuahkan hasil yang
memuaskan untuk pasangan pengantin muda yang belum pernah melakukannya. Dan
malam pertama itu berjalan dengan baik. Wallahua’lam
Barokallahulakum wabaraka alaikum
wajamaabainakumaa fiikhairiin…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar